"Baiklah, ayo kita pergi ke pantai," ucap Akira.
Saat itu mereka pergi ke stasiun terdekat dan menuju pantai terdekat. Ketika mereka sampai di pantai, Hina dengan kagum melihat lautan yang begitu luas dan indah.
"Indahnya pantai ini, Akira..." Hina bersemangat.
Hina yang bersemangat lupa akan ketidakmampuannya untuk berjalan karena kakinya yang lumpuh. Hina terjatuh dari kursi roda.
"Aduh, maafkan aku, Akira. Aku terlalu bersemangat," ucap Hina yang sedikit sungkan.
"Hina, maukah kubawa kamu untuk menyentuh air laut dan memastikan bahwa air laut itu asin?" ucap Akira sambil tertawa kecil.
"Aku sangat ingin menyentuh dan memastikan air laut," kata Hina antusias.
Setelah itu, mereka berdua lupa waktu sampai akhirnya malam pun datang. Akira mengantar Hina pulang dan meminta maaf kepada nenek Hina karena keterlambatan mereka. Akira kembali ke apartemennya dan memutuskan untuk belajar sebentar lalu beristirahat.
Keesokan paginya di sekolah, Akira menceritakan pengalamannya kepada kedua sahabatnya, Rintaro dan Megumi, yang selalu mendukungnya dalam segala hal.
"Wow, kamu benar-benar membawa seseorang melihat pantai untuk pertama kalinya?" Rintaro, yang terkenal dengan pembawaannya ceria, menepuk bahu Akira. "Keren sekali! Pasti dia terkesan dengan kamu."
"Berhentilah membuatnya besar, Rintaro," ujar Megumi sambil tersenyum kecil, meski ia sedikit cemburu mendengar cerita itu. "Tapi aku senang kamu bisa membuat orang lain bahagia, Akira."