Mohon tunggu...
Keisya
Keisya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi

Saya adalah seorang pelajar SMA yang sedang mencari ilmu untuk masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indikator Asam dan Basa dari Bahan Alami

24 Mei 2024   16:33 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali zat yang bisa kita temui. Nah, setiap zat tersebut bisa bersifat asam atau basa. Asam dan basa adalah larutan elektrolit yang dikenal dengan ciri khasnya, seperti asam yang memiliki rasa masam dan basa yang memiliki rasa pahit.

Tapi, jika kita menemukan cairan yang tidak terdapat informasi mengenai kandungan dan zatnya apakah kalian akan mencobanya? Tentu hal ini akan sangat berbahaya karena kita tidak tahu apa yang ada di dalam cairan tersebut.

Maka dari itu kita harus menentukan terlebih dahulu suatu larutan tersebut menggunakan indikator asam basa. Sebelumnya, apakah kalian tahu apa itu indikator asam basa?

Indikator asam basa yaitu senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. 

Nah, untuk menguji sampel suatu larutan tersebut kita bisa menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan, seperti bunga, umbi, kulit buah, atau daun-daun berwarna yang disebut dengan Indikator Alami.

Pada tanggal 15 Mei 202 di Laboratorium SMA Negeri 1 Cimahi, kami sebagai siswa dan siswi kelas 11 telah melakukan percobaan untuk menentukan indikator asam basa yang diekstrak dari bahan alam yang sering ditemukan di sekitar kita.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Alat dan bahan yang kita perlukan pada percobaan ini diantaranya adalah, sebagai berikut :

Alat =

1. Plat tetes

2. Lumpang dan Alu

3. Gelas kimia

4. Pipet tetes

5. Pisau kecil

6. Parutan

Bahan yang dijadikan sebagai indikator alami =

1. Kunyit

2. Bawang merah

3. Lengkuas

4. Lemon (perasan lemon)

5. Wortel

6. Bunga telang

Bahan larutan yang diperlukan =

1. Larutan HCl

2. Larutan NaOH

3. Air

Langkah kerja dari percobaan yang kita lakukan :

1. Memotong kecil bahan-bahan padat, seperti kunyit, bawang merah, lengkuas, dan wortel.

2. Menggerus beberapa kunyit, bawang merah, lengkuas, dan wortel sampai halus menggunakan lumpang dan alu. 

3. Setelah halus pisahkan sebagian bahan yang sudah digerus dan berikan sedikit air sehingga kita bisa mendapatkan ekstrak.

4. Pindahkan esktrak ke dalam plat tetes dan bagi menjadi 4 bagian.

5. Lalu di bagian plat pertama tidak diberikan larutan apapun (asli).

6. Pada bagian plat kedua bahan telah diberikan larutan air (ekstrak)

7. Pada bagian plat ketiga diberikan larutan asam klorida atau asam kuat (HCl)

8. Kemudian terakhir pada plat bagian keempat diberikan larutan natrium hidroksida atau basa kuat (NaOH)

9. Amati perubahan warna yang terjadi.

dokpri
dokpri
  • Warna asli kunyit adalah kuning kejingga-jinggaan. Pada ekstrak kunyit menghasilkan warna orange pekat, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) mengalami perubahan menjadi warna kuning, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya berubah menjadi coklat tua seperti warna betadine. Hal ini menandakan bahwa kunyit dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Kunyit dapat berubah warna saat diberi zat asam atau basa karena adanya senyawa kimia yang disebut kurkumin.


Kurkumin adalah pigmen kuning yang terdapat dalam kunyit dan memiliki sifat sebagai indikator pH alami.

  • Warna asli bawang merah adalah ungu. Pada ekstrak bawang merah menghasilkan warna putih, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) mengalami perubahan menjadi warna pink atau merah muda, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya berubah menjadi kuning. Hal ini menandakan bawang merah dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Zat yang terkandung dalam bawang merah sehingga dapat berubah warna ketika ditambah asam atau basa adalah antosianin.

Antosianin adalah senyawa flavonoid yang menyebabkan warna ungu/merah pada bawang merah dan berfungsi sebagai indikator pH alami yang dapat berubah warna tergantung pada keasaman atau kebasaan lingkungan sekitarnya (pH larutan atau pH lingkungannya).

  • Warna asli lengkuas adalah coklat muda. Pada ekstrak lengkuas menghasilkan warna kuning, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) mengalami perubahan menjadi warna pink muda, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya berubah menjadi coklat. Hal ini menandakan lengkuas dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Perubahan warna pada lengkuas ketika ditambah zat asam atau basa disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa fenolik atau flavonoid dalam lengkuas. 


Senyawa-senyawa ini bisa bereaksi dengan asam atau basa dan mengalami perubahan warna sesuai dengan pH larutan atau pH lingkungannya.


  • Warna asli bunga telang adalah biru. Pada ekstrak bunga telang menghasilkan warna biru, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) mengalami perubahan menjadi warna pink, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya berubah menjadi hijau. Hal ini menandakan bunga telang dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Bunga telang memiliki kemampuan untuk berubah warna saat diberi zat asam atau basa karena mengandung senyawa pigmen yang disebut antosianin. 


Antosianin adalah pigmen utama dalam bunga telang yang bertanggung jawab atas perubahan warna ketika larutan atau lingkungan pH berubah.

  • Warna asli wortel adalah orange. Pada ekstrak wortel menghasilkan warna orange, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) warnanya tetap orange, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya tetap orange pula. Hal ini menandakan wortel tidak dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Wortel tidak dapat berubah warna saat diberi zat asam atau basa karena pigmen utama yang terkandung dalam wortel, yaitu karotenoid yang tidak sensitif terhadap perubahan pH.


Karotenoid dalam wortel tetap dalam bentuk yang sama dan tidak bereaksi dengan perubahan pH, menjadikannya pigmen yang stabil dalam berbagai kondisi pH lingkungan maupun larutan.

  • Warna asli perasaan lemon adalah putih. Pada ekstrak lemon menghasilkan warna putih, setelah ditambahkan larutan asam (HCl) warnanya tetap putih, dan pada saat ditambahkan larutan basa (NaOH) warnanya tetap putih pula. Hal ini menandakan lemon tidak dapat dijadikan sebagai indikator alami asam basa.

Air lemon tidak berubah warna secara signifikan saat diberi zat asam atau basa karena pigmen utama yang terkandung di dalamnya tidak sensitif terhadap perubahan pH. 


Komponen utama dalam air lemon yang relevan dengan warna adalah flavonoid (hesperidin dan eriocitrin) yang memiliki beberapa sifat antioksidan, tetapi tidak berfungsi sebagai indikator pH. Selain itu, komponen lain dari air lemon adalah vitamin C

Itulah rangkaian tata cara dan hasil dari percobaan yang kami dapatkan setelah melakukan praktikum. Menurut Anda, apa kesimpulan dari praktikum ini? Mengapa ekstrak dari beberapa bahan tersebut bisa berubah warna? 

Kesimpulan dari praktikum indikator alami tersebut adalah suatu bahan alam dapat dikatakan sebagai indikator alami jika pada saat diberikan larutan asam atau basa terjadi perubahan warna. 

Perubahan warna itu terjadi karena bahan alami tersebut mengandung senyawa-senyawa yang bersifat sebagai indikator alami pH, maka dari itu disebut sebagai indikator alami. Indikator alami ini pula tanpa kita sadar sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Saran dari kami saat melakukan praktikum ini adalah membawa beberapa wadah kecil agar tidak berceceran dan untuk mempermudah dalam melakukan percobaan. 

Tidak lupa pula untuk mencuci bersih bahan yang dibawa dan untuk pemilihan bahannya lebih baik bahan alami yang tidak terlalu keras agar mudah ditumbuk.

Referensi konten :

Yasmin. (2019). Laporan Praktikum Indikator Alami. Scribd. https://www.scribd.com/document/512322562/Laporan-Praktikum-Indikator-Alami
Agustina, Rina dkk. (2022). Karakteristik trayek pH indikator alami dan aplikasinya pada titrasi asam dan basa. Jurnal FKIP UNMUL. Volume 5(2), 6 halaman. https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/bivalen/article/download/1822/1047

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun