Komunikasi merupakan hal tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan selain manusia merupakan makhluk sosial, segala hal dalam pemenuhan kebutuhan juga memerlukan komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal berupa gerakan tubuh, ekspresi wajah, mimik, intonasi, dan sebagainya. Bentuk komunikasi pun beragam mulai dari interpersonal hingga komunikasi Massa yang diisyaratkan untuk publik.
   Etika yang berasal dari Bahasa Yunani "ethos", bermakna tempat tinggal, kebiasaan, adat istiadat (Mufid, 2012). Jadi dapat dikatakan, etika adalah kebiasaan dan adat istiadat dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam hal berkomunikasi. Dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, tentu ada etika tersendiri yang harus diperhatikan agar pesan dapat tersampaikan dan tujuan dapat diperoleh dengan baik, seperti halnya menghargai orang lain, mendengarkan lawan bicara dengan seksama, tidak menyela pembicaraan, dan sebagainya. Segala hal sudah berkaitan dengan teknologi, begitu pula dengan Cara manusia berkomunikasi satu Sama lain. Munculnya berbagai aplikasi sosial media.
ETIKA KOMUNIKASI
   Etika komunikasi massa adalah seperangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi para pelaku media dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Pentingnya menerapkan etika komunikasi massa merupakan hal penting di era saat ini karena etika komunikasi massa dapat membantu serta memastikan bahwa informasi yang di sampaikan kepada publik bersifat akurat dan sudah terverifikasi, adanya hal ini dapat melindungi publik dari informasi yang dapat mengakibatkan perpecahan sosial, kerusuhan atau bahkan kekrasan. Dengan adanya etika komunikasi massa masyarakat juga lebih percaya pada informasi yang disampaikan media massa sudah jelas dan akurat, kepercayaan ini juga sangat penting dan berpengaruh antara hubungan media massa dan publik. Dan adanya media sosial saat ini seperti Youtube, Twitter, Facebook dan Instagram adalah saluran-saluran komunikasi digital untuk berbagi foto dan video dimana penggunanya juga sekaligus dapat membuat foto ataupun video sendiri dan dapat tersebar ke masyarakat indonesia dengan sangat cepat.Â
MEDIA SOSIAL
   Media sosial merupakan salah satu produk dari munculnya media baru. Di media sosial, individu dan kelompok berinteraksi satu sama lain secara online melalui jaringan internet. Sejak kemunculannya, media sosial tidak hanya digunakan oleh individu tetapi juga oleh organisasi atau perusahaan besar dan kecil untuk berkomunikasi dengan publik. Jika dikaitkan dengan aktivitas eksistensi diri di dunia maya, dalam hal ini jejaring sosial, orang dapat mengomunikasikan aktivitas apa pun yang mereka lakukan sepanjang hari, karena di media sosial siapa pun dapat mengekspresikan ide-idenya dalam bentuk tulisan maupun visual. Lebih lanjut Dave Evan dalam bukunya yang berjudul Social Media Marketing One Hour a Day menjelaskan bahwa media sosial telah mendemokrasikan informasi, mengubah orang dari pembaca konten menjadi penerbit konten. Ini adalah pergeseran dari mekanisme siaran ke model banyak-ke-banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang-orang dan rekanrekan. Media sosial menggunakan "konsep orang" untuk terhubung dengan informasi bersama (Evans & Bratton, 2012). Media juga sebuah sarana utama manusia untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi. Melalui media setiap orang bisa mendapatkan informasi yang mereka harapakan atau mereka butuhkan. Apalagi dengan kondisi masyarakat yang semakin terbuka dan demokratis, maka peran media tidak bisa lepas dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara. Sayang, tidak semua media mampu memberikan informasi yang sesuai harapan publik karena faktor pertarungan kepentingan dalam politik, ekonomi, atau budaya.
   Seperti pada kasus Fuji A yang mendapat hujatan dari netizen "dijuluki aura maghrib". Tidak hanya diam saja fuji justru memberikan jawaban yang menohok terhadap netizen yang tidak suka dengannya, tidak hanya itu netizen juga menyebutkan si "yatim" yang tertuju kepada keponakannya yaitu Gala Sky.
 "Astagfirullah maghrib kok si yatim nggak diajak sih," tulis akun Novi Sartika dikutip dari instagram story Fuji @fuji_an, Senin (1/7/2024).
Karna nyinyiran tersebut fuji geram dan membalasnya "Butuh berapa? Sini aku bayarin sayang, kamu BU (butuh uang) ya? Â tulis Fuji A. Tidak hanya itu balasan fuji juga kembali menyindir pedas terhadap pemilik akun Novi Sartika dengan membandingkan nasib pemilik akun tersebut dengan Gala Sky yang menurutnya nasib mereka berbanding terbalik jauh dan Fuji A merasa bersyukur karena kehidupan keponakannya sudah terjamin dan sudah memiliki tabungan yang cukup untuk masa depan Gala Sky.
"Alhamdulillah Gala masa depannya sudah terjamin, nggak kayak kamu sudah madesu (masa depan suram), cari duit pakai cara haram. Diketawain tuh sama tabungan Gala," tuturnya
Dan menurut saya walaupun dengan jawaban seperti itu Fuji A terlihat tegar dan kuat tetapi kenyataannya setiap manusia juga mempunyai rasa cape dan lelah. Fuji juga sempat mengungkapkan keluhannya terhadap hujatan dari netizen dalam podcastnya bersama Rachel Vennya, Fuji mengaku mentalnya terhadap berbagai hujatannya
"Mental aku udah jatuh bangun, jatuh bangun, jadi (sebenarnya) aku udah tahu cara bangunnya juga," tutur Fuji dalam video yang diunggah ulang akun TikTok @happyness709, Jumat (24/5/2024).
"Sumpah aku sampai di tahap capek. Mau upload storyaja capek. Aku takut kayak, 'Duh ini nanti dikiranya gimana gimana nggak ya?' Tahu nggak sih, kayak ada anxiety setiap ngapa-ngapain," katanya.
Dari komentar-komentar negatif tersebut berdampak buruk pada kesehatan mental si korban yang sempat menonaktifkan komentar di instagramnya @fuji_an. Melansir laman Very Well Mind, berikut terdapat beberapa dampak buruk yang ditimbulkan dari komentar negatif.Â
- Depresi
- Gangguan MentalÂ
- Sulit Fokus
- Hilangnya harga diri dan kepercayaan diriÂ
- Citra tubuh burk
Kasus yang terjadi pada korban bisa di hindari jika menerapan etika komunikasi massa di media sosial, dan tidak mengomentari dengan kata-kata yang negatif seperti cacian-makian dan atau hinaan.
Referensi:
Mahdia, A. (2018). Pengaruh konten influencer di media sosial terhadap kesejahteraan psikologis remaja akhir. Jurnal ilmiah psikologi, 11(2).
Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, A. R., & Rafiq, A. (2019). Etika Komunikasi dalam menggunakan Media Sosial. Jurnal Global Komunika, 1(1), 14-24.
Hadi, I. P., Wahjudianata, M., & Indrayani, I. I. (2020). Komunikasi massa. Komunikasi Massa.
Zamzamy, A., Kusumawardhani, O. A., & Zuhri, S. (2023). Pelanggaran Etika Komunikasi di Media Sosial Twitter (Studi Kasus Cyberbullying pada Kasus Penganiayaan Mario Dandy dan Agnes Gracia pada Media Sosial Twitter). JURNAL TIKAR, 4(2), 96-102
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H