Mohon tunggu...
Keisya Fatina Fatia N
Keisya Fatina Fatia N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa perantau asal pulau Sumatra yang sedang menempuh pendidikan tinggi di pulau Jawa, lebih tepatnya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Memiliki kepribadian yang aktif dan memiliki hobi yang biasa saja, yaitu suka menulis apa pun itu, membaca buku, membeli buku apabila tertarik, dan menonton drama Korea.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Banda Neira

22 Mei 2022   20:55 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:11 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menelisik langit yang membentang, menyipitkan mata ketika ada secercah cahaya memaksa masuk ke dalam retina mata. Semua terlihat indah, warna beserta apa yang terlukis di alam semesta ini. Aku berjalan menyusuri jalanan yang ada di Banda Neira. Sambil memotret objek yang menarik, aku juga tak lupa untuk selalu mengucapkan rasa syukur dalam hati. Hari ini cuacanya cerah dan terlihat langit membiru muda ditambah putihnya awan yang tercetak dengan jelas. Kemarin, cuaca menjadi pilu, tetapi sekarang semua berbanding terbalik. Banda Neira, salah satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Namun, takdir bekerja dengan cekatan, mampu membuat Tuhan langsung mengabulkan doaku. Aku memiliki banyak teman di sini, salah satunya seorang perempuan manis berlesung pipi yang saat ini sedang berdiri tidak jauh dariku. Surainya yang diterpa angin, lalu ditambah senyumnya yang menggaris, tentangnya menyelimuti alam semesta ini, terutama semestaku.

"Biru, langit dan hamparan alamnya sangat indah, ya!" ia berteriak sedikit.

Aku mengangguk, lalu berjalan menuju tempatnya berdiri, "Jingga, Tuhan menyiptakan alam semesta ini tidak main-main."

Ia tertawa riang, setuju dengan ucapanku. Aku mengarahkan kamera lensaku ke arahnya dan tepat, saat ia menengok, aku melepaskan busur panah.

"Ih, kenapa harus tiba-tiba?" ia bersorak tanda protes, "Coba liat dong!"

"Bagus kok. Kamu berpose apa pun nggak akan pernah gagal!" aku meyakinkannya.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya kami sampai di tujuan. Sejauh mata memandang, terdapat hamparan alam yang sangat indah. Hijau warna tumbuhannya, biru airnya. Semua berbaur dengan rumah penduduk dan indah jika dipandang. Ya, saat ini aku dan Jingga sedang ada di atas bukit Pulau Pisang. Dari sini, kami bisa melihat keindahan Pulau Pisang yang membentang di bawah hamparan langit. Lagi-lagi rasa syukurku terucap.

"Banda Neira, surganya Indonesia bagian timur, ya," ucapnya.

Aku setuju, Banda Neira adalah surganya Indonesia bagian timur. Tidak ada yang gagal dari tempat wisata di daerah ini. Surga dunia, semua memiliki keunikan masing-masing.

"Jingga, sampai kita tua." aku mengucapkan kalimat itu dengan tiba-tiba, membuat sang pemilik nama menoleh ke arahku dengan raut wajah kaget.

"Itu lirik lagu Sampai Jadi Debu milik grup musik Banda Neira, kan, Biru," katanya. "Kenapa?"

Kepalang membuka pintu ruang yang aku sembunyikan, aku memilih untuk melanjutkan apa yang aku rahasiakan selama ini. Entah akhirnya akan seperti apa, aku akan menerima semuanya. "Selamanya... Sampai kita tua... Sampai jadi debu... Ku di liang yang satu... Ku di sebelahmu..." aku memilih untuk menyanyikan sebait lagu tersebut, tentu dengan perasaan yang aku miliki saat ini.

Tiba-tiba ia tersenyum, merapikan anakan rambutnya yang terbuai angin, "Urusan aku dengan sajakku belum beres, Biru karena baru setengahnya aku menulis," ucapnya sambil menyodorkan satu buah buku catatan yang ia genggam sedari tadi. "Namun, kalau kamu mau menemaniku untuk membereskannya, akan aku izinkan. Sampai jadi debu, kan. Mari saling mengikat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun