Dalam arti tertentu, bertemu orang-orang itu sama. Tiga menit pertama sangat penting, karena saat itulah kesan pertama dibuat, dan kemudian delapan menit sebelum perpisahan-pada delapan menit, senyum, perilaku, dan ekspresi wajah orang tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa ini akan menjadi awal atau kenyataan dari sesuatu yang Dikatakan. Selamat tinggal.
Ale dan Anya bertemu di penerbangan Jakarta-Sydney untuk pertama kalinya.
Selama tiga menit pertama, Anya terpesona, selama tujuh jam berikutnya mereka duduk bersama dan bertemu melalui percakapan dan tawa. Delapan menit sebelum berangkat, Al yakin dia menginginkan Anya.Â
Kini, lima tahun setelah diperkenalkan, Ale dan Anya menghadapi tragedi besar, yang membuat mereka mempertanyakan pilihan yang mereka buat, termasuk keputusan yang diambil dalam sebelas menit terpenting dari pertemuan pertama.
Dari sudut pandang Ale dan Anya,
Setiap bab adalah bagian dari teka-teki yang membuat kita terobsesi atau membenci karakter, atau keduanya.
Kelebihan Buku :
Buku tersebut ditulis dalam plot yang bercampur dan berganti-ganti antara perspektif kedua tokoh utamanya, namun tidak membingungkan. Pembaca akan melihat kerumitan rumah Ale dan Anya, karena konflik dan endingnya sudah diceritakan dengan jelas sejak awal pertemuan. Seperti biasa, Ika Natassa akan senantiasa menyisipkan ilmunya untuk menyadarkan para pembacanya.
Kelemahan Buku :
Bagian depan buku sedikit terlepas ketika sedang dibacaa, namun tidak sampai lepas. Ada beberapa bagian yang terlalu bertele-tele, dan diceritakan berulang kali.
Kesimpulan dan Pesan Moral :
Harus bisa jaga omongan! Karena sekalinya omongan itu keluar dari mulut kita, gak pernah bisa dikembalikan.