Mohon tunggu...
Keisha Eleora Tambunan
Keisha Eleora Tambunan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student in Global Prestasi Senior High School

Research, Writing, and Social-Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemanfaatan Fenomena Korean-Wave dalam Pemasaran, Anda Tim Pro atau Kontra?

11 April 2023   21:28 Diperbarui: 12 April 2023   11:44 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramainya brand produk di Indonesia yang berbondong-bondong menjadikan artis ternama dari Korea Selatan sebagai model atau Brand Ambassador memicu perdebatan di berbagai platform sosial media seperti Twitter, Instagram, dan masih banyak lagi. Hal yang menjadi faktor utama dari hal ini adalah fenomena Korean-Wave yang sudah tersebar ke seluruh belahan dunia, terutama Indonesia. 

Korean-Wave sendiri didefinisikan sebagai sebuah istilah yang merujuk pada tersebarnya budaya pop Korea secara global yang memicu banyak orang-orang di negara lain untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaan Korea. Namun, di era modern, Korean-Wave ini tidak terbatas pada pengertian diatas. Kini budaya pop Korea begitu mempengaruhi dari berbagai segi kehidupan termasuk dari segi marketing produk.

Apabila dikaji berdasarkan data statistik yang disajikan oleh Web Official Twitter, menyelam lebih dalam ke dalam kesibukan Tweet, analisis Twitter mengungkapkan negara teratas yang paling banyak mengirim Tweet tentang K-Pop adalah Indonesia. Selain itu, jumlah penggemar K-Pop di Indonesia berhasil memuncaki data statistik penggemar K-Pop di seluruh dunia pada posisi kedua, setelah negara Korea Selatan itu sendiri.

Namun seperti peribahasa "Semakin tinggi pohon menjulang, maka semakin kencang angin menghempas", pengaplikasian unsur-unsur berbau pop Korea ke seluruh aspek kehidupan menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Beberapa netizen mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap fenomena brand-brand Indonesia yang beramai-ramai menggunakan artis ternama Korea Selatan sebagai media promosi di kolom komentar di berbagai sosial media.

Ketidaksetujuan mereka sangat kentara ditujukan bagi brand-brand skincare, "Kulit orang Indonesia kan tidak sesuai dengan tipe Kulit masyarakat di Korea. Kenapa harus Artis Korea yang jadi modelnya? Terlalu mendewakan K-Pop, kan modelnya jadi ngga relevan lagi dan bisa bikin produknya nggak laku loh!" dan masih banyak lagi. Pertentangan ini muncul karena terlalu banyak Artis Korea yang dijadikan Brand Ambassador dan model pada produk anak bangsa. 

Bagi sebagian orang, ada baiknya kita menggunakan artis dalam negeri. Namun, ternyata berdasarkan observasi dari penulis, justru hal ini mengundang ketertarikan dari konsumen dan memicu melambungnya angka penjualan produk tersebut. Bahkan, konsumen ini tidak hanya datang dari dalam negeri melainkan mencapai penggemar dari seluruh belahan dunia. 

Sebagai pelengkap, berikut ini saya sediakan daftar beberapa brand Indonesia yang memiliki Brand Ambassador atau model iklan artis Korea baik yang populer akibat aspek musik, drama, maupun perfilman. Tokopedia, Gojek, Azarine, Somethinc, Whitelab, Everwhite, Sasa, Mie Sedaap, Nutriville, Sim Invest, Lemonilo, Y.O.U. Beauty, Scarlett Whitening, MS Glow, Shopee, Lazada, Blibli, Luwak White Koffie, Avoskin, dan masih banyak lainnya berhasil menggandeng berbagai artis Korea dan hal itu langsung meningkatkan daya tarik dan popularitas produk mereka.

Observasi ini dapat dibuktikan keabsahan dan kredibilitasnya melalui wawancara mendalam yang saya lakukan kepada beberapa pihak dari komunitas penggemar artis ternama Korea Selatan. Beberapa pernyataan mereka akan saya rekam dalam artikel ini.

1. Penawaran merchandise idol dari brand-brand terkait menambah daya tarik produk tersebut.

Mereka mengaku bahwa sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka untuk membeli produk tersebut dan intensitas pembelian produk terkait juga meningkat secara signifikan. Disini dapat dilihat sesuatu yang menjadi begitu valuable bagi para penggemar adalah merchandise tersebut karena bagi mereka merchandise ini menjadi alasan yang menyokong kegiatan pembelian mereka. Namun, ketika produk tersebut dinilai memiliki kualitas yang baik maka kedua benda tersebut menjadi valuable bagi mereka. Mereka mengaku tidak akan melakukan pembelian untuk kesekian kalinya apabila kualitas yang dimiliki produk tersebut tidak bersaing.

Penggemar artis Korea Selatan ini juga memiliki karakteristik yang loyal terhadap idola mereka dan rela melakukan apa saja untuk menjadi sama dengan idolanya. Mereka percaya melalui pembelian ini, secara tidak langsung mereka memberikan kontribusi dukungan terhadap idola mereka tersebut. Sehingga, tak jarang dalam waktu yang begitu singkat produk-produk ini akan sold out. Selain itu merchandise dari freebies produk ini juga dinilai lebih terjangkau (affordable) dibandingkan membeli merchandise official dari store agensi masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun