Mohon tunggu...
keishadewikirana
keishadewikirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Hobi saya bernyanyi dan berdebat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyelami Korelasi PTN Phase Dengan Implementasi salah Satu Lagu HIVI - "Jatuh, Bangkit Kembali!"

8 Januari 2025   17:40 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun, gema penerimaan mahasiswa baru menggema di seluruh penjuru Indonesia. Sebuah ritual tahunan yang tidak pernah kehilangan pesonanya. Namun, di balik euforia tersebut, ada realitas pahit yaitu persaingan ketat yang seolah menjadi medan perang bagi para pejuang muda. Di perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya yang berlabel "favorit," eksklusivitas menjadi magnet yang menciptakan hiruk-pikuk ambisi. Pagu yang terbatas, berbanding terbalik dengan jumlah pendaftar yang membanjir, memaksa ribuan siswa untuk berjuang keras, bahkan bertahun-tahun sebelumnya, demi satu kursi di kampus impian. 

Tahun 2024 adalah babak besar dalam hidup saya, ketika saya memasuki pertempuran ini. Perjalanan saya terasa seperti menyusuri lautan curam penuh badai, sebuah perjuangan berdarah-darah demi menggapai mimpi saya yaitu Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Selama tiga tahun di SMA, saya tidak pernah setengah hati. Saya mempertahankan peringkat paralel pertama di setiap jenjang, memenangkan lomba debat, menyeimbangkan kegiatan akademik dengan belajar intensif, hingga berdoa novena 3 Salam Maria tanpa henti Berbuah baik yang menghantarkan saya menjadi peraih eligible 1 dalam rumpun kelas sosial. Dalam benak saya hal ini masih jauh dari kata cukup, UI adalah mimpi yang begitu tinggi, bagaikan puncak gunung es yang hanya bisa diraih dengan keberanian dan kerja keras tanpa batas. 

Namun, kenyataan seringkali tak seindah mimpi. Segala persiapan matang, baik secara substansi maupun spiritual, ternyata tidak menjamin jalan mulus. Setengah tahun 2024 berlalu dengan perjuangan penuh luka: 13 kali penolakan dari berbagai PTN. Rasanya seperti ditikam berulang kali. Setiap malam saya menatap langit dengan perasaan campur aduk—khawatir, takut, pasrah, hingga hampir menyerah. Saya mulai mempertimbangkan untuk mengambil gap year, sebuah keputusan yang terasa seperti menyerah pada kegagalan. Namun, di tengah keterpurukan, saya menemukan kekuatan untuk bangkit kembali. 

Ada satu hal sederhana yang menjadi penyelamat saya: musik. Bagi saya, musik adalah pelipur lara sekaligus penggerak semangat. Setiap hari, saya membenamkan diri dalam alunan lagu untuk membangun suasana hati yang positif. Dan ada satu lagu yang menjadi pelita di tengah kegelapan ini: "Jatuh, Bangkit Kembali!" dari HIVI. Lagu ini tidak hanya menjadi pengisi waktu, tetapi juga pemandu jiwa. Liriknya seolah ditulis khusus untuk mereka yang sedang berjuang. Lagu ini mengajarkan bahwa mimpi besar tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Sama seperti mimpi saya untuk berkuliah di UI, yang saya yakini adalah jalan terbaik, ternyata bukanlah takdir saya. Tuhan, dengan rencana-Nya yang misterius, memberikan jalan lain yang jauh lebih indah. 

Bagian reff lagu ini seperti mantra yang terus menguatkan: kita harus terus bangkit dan melangkah ke depan, meskipun dunia terasa runtuh. Kesedihan tidak akan mengubah kenyataan; yang bisa kita lakukan hanyalah terus berjuang dan menciptakan peluang baru. Liriknya, “Karena pelaut hebat, tak pernah lahir di laut yang tenang,” benar-benar membekas di hati saya. Setelah 13 kali penolakan, saya akhirnya diterima di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, fakultas hukum terbaik di Indonesia menurut QS World University Rankings. Jalan yang Tuhan siapkan ini lebih indah dari mimpi saya yang semula. 

Kesimpulannya, perjalanan menuju PTN adalah medan perjuangan yang penuh lika-liku, tetapi juga penuh pembelajaran. Saya belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses menuju kesuksesan. Lagu "Jatuh, Bangkit Lagi!" dari HIVI menjadi saksi perjalanan saya, mengingatkan bahwa setiap kejatuhan adalah awal dari kebangkitan baru. 

Sebagai saran, bagi siapa pun yang sedang berjuang, dengarkanlah lagu ini. Biarkan setiap liriknya meresap ke dalam jiwa Anda, memberi semangat dan kekuatan untuk terus melangkah. Percayalah, meskipun rencana Anda mungkin tidak berjalan sesuai harapan, Tuhan memiliki rancangan yang lebih indah untuk Anda. Tetaplah bermimpi, tetaplah berjuang, dan jangan pernah berhenti bangkit, apa pun yang terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun