Mohon tunggu...
Keisha Almira Rahmaputri
Keisha Almira Rahmaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Over the course of three years in high school, I had the privilege of being part of the National Biology Olympiad team. It was a journey filled with exhilarating challenges and enriching experiences. From intensive study sessions to hands-on lab experiments, every moment contributed to my growth as a biologist. Competing at both regional and national levels not only sharpened my knowledge of biological concepts but also taught me invaluable lessons in perseverance and teamwork Joining the National Biology Olympiad team for three consecutive years was a defining experience in my high school journey. It involved rigorous preparation and dedication to mastering complex biological theories and practical skills. Competing in various biology competitions provided a platform to showcase my understanding of ecological systems, genetics, molecular biology, etc. Throughout my three-year tenure on the National Biology Olympiad team in high school, I immersed myself in a world of discovery and intellectual challenge. From dissecting specimens to designing experiments, each competition pushed me to explore new facets of biology. Representing my school at national events was a source of immense pride, highlighting not only my academic prowess but also my ability to adapt and innovate under pressure. This experience was instrumental in shaping my academic aspirations and fueling my enthusiasm for exploring the wonders of the natural world through a scientific lens.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Melayani dengan Martabat: Menakar Peran Dokter dalam Menjamin Hak Atas Kesehatan

5 Desember 2024   17:11 Diperbarui: 5 Desember 2024   17:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan yang Ada di Indonesia

Pada akhirnya, peran dokter tidak hanya diukur dari keterampilan medis mereka, tetapi juga dari bagaimana mereka menjaga martabat manusia dalam setiap interaksi dengan pasien. Mereka yang melayani dengan hati, meskipun dalam keterbatasan, adalah bukti nyata bahwa hak atas kesehatan lebih dari sekadar retorika. Itu adalah panggilan moral yang membutuhkan dedikasi, empati, dan keberanian untuk melawan ketidakadilan.

Sebagai penutup, kita perlu kembali pada esensi profesi dokter sebagai pelayan kemanusiaan. Dalam dunia yang sering kali terlalu sibuk untuk peduli, dokter adalah pengingat bahwa kesehatan adalah hak, bukan privilege. Namun, untuk menjamin hak ini, dokter tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan dari semua elemen masyarakat adalah kunci untuk menciptakan dunia di mana setiap manusia, tanpa kecuali, dapat menjalani hidup dengan martabat dan kesehatan yang layak.

Dalam perjuangan ini, dokter adalah cahaya di tengah kegelapan, sebuah simbol harapan yang menjadikan hak atas kesehatan lebih dari sekadar mimpi. Mereka adalah perwujudan nyata dari prinsip bahwa melayani adalah bentuk tertinggi dari menjaga martabat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun