Mohon tunggu...
Keisha Lagunsad
Keisha Lagunsad Mohon Tunggu... Lainnya - Anyeong

Anyeong

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masalah Sampah Indonesia

23 Maret 2021   18:07 Diperbarui: 31 Maret 2021   11:29 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com%2Fmetropolitan%2F2018%2F04%2F25%2Fanalisis-tingkat-daur-ulang-sampah-2018-bagaimana-indonesia-melawan-polusi-sampah-plastik&psig=AOvVaw18qUx24kfFCelEDe6tEngX&ust=1617251311021000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKjngunY2e8CFQAAAAAdAAAAABAP

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dikelilingi oleh berbagai macam kemudahan karena adanya kemajuan teknologi yang tentunya tidak dapat dibendung. 

Kemajuan teknologi membuat terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial itu apa sih? Perubahan sosial merupakan proses dimana adanya pergeseran atau perubahan dari tatanan/struktur masyarakat, meliputi pola pikir, sikap serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan lebih baik. 

Perubahan sosial didorong oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor penyebab, dimana menurut Soerjono Soekanto terdapat alasan internal mengapa terjadi perubahan sosial. 

Faktor internal disini merupakan masyarakat yang menginginkan perubahan. Salah satu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah adanya gaya hidup yang serba praktis yang ternyata tidak selalu menguntungkan masyarakat. 

Salah satunya adalah hadirnya perusahaan-perusahaan baik besar maupun kecil yang kemudian memberikan produk yang menggunakan kemasan plastik dan banyak digunakan oleh masyarakat, bahkan kini sangat sulit bagi masyarakat untuk lepas dari penggunaan plastik.  

Dilansir dari mediaindonesia.com, perusahaan-perusahaan besar seperti Coca Cola, PepsiCo, dan Nestlé menjadi perusahaan yang menyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. 

Tidak hanya sampah plastik, dilansir dari kompas.com, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) Indoenesia memproduksi sampah sebanyak 67 juta ton dalam setahun, dan 50% dari total sampah merupakan sampah organik. Data-data ini membuktikan bahwa adanya perubahan sosial dalam masyarakat tidak selalu memberikan dampak yang baik. 

Terdapat teori-teori perubahan sosial yang kemudian dapat menjelaskan fenomena ini. Salah satu teori yang dapat menjelaskan masalah ini adalah teori Fungsionalis. 

Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak lepas dari adanya unsur-unsur kebudayaan masyarakat, dalam kasus ini adalah masuknya budaya serba praktis yang kemudian diterima oleh masyarakat. Bagaimana bisa perubahan ini diterima oleh masyarakat? 

Perubahan diterima oleh masyarakat, karena mereka merasa bahwa perubahan ini memberikan dampak yang baik dan positif bagi mereka serta memberikan manfaat. Bila demikian, maka perubahan ini bersifat fungsional, karena memiliki nilai fungsi bagi masyarakat yaitu kepraktisan. Kemudian adanya perubahan sosial yang mengarah kepada masalah sosial membuat pemerintah juga ikut mengambil andil dan kebijakan dalam pengurangan sampah. 

Dilansir dari Kompas.com, pemerintah berusaha dalam pengendalian sampah yang ada dalam masyarakat. Walaupun, pemerintah juga mengakui bahwa kenaikan jumlah sampah banyak terjadi di kota-kota besar yang membuktikan bahwa hadirnya budaya praktis ini merupakan salah satu faktor kesejahteraan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun