Mohon tunggu...
Mustaqimah Isnani
Mustaqimah Isnani Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

seorang perempuan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apakah Seni itu?

8 Juni 2012   07:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah seni itu atau art itu? Pertanyaan yang kadang memelintir pikiran.

Seni yang seperti apa yang estetis???

Kebanyakan orang selalu menyebut seni dengan beragamnya seni, ya semisal seni musik, seni rupa, seni tari, seni dan seni yang lain.

Ketika orang melihat tubuh sebagai seni, lalu dipertontonkan. Apakah itu estetis, apakah itu etis, apakah tetep dipandang sebagai seni? atau hanya sebagai kamuflase biar orang-orang yang merasa nyaman ngliat tetep bisa ngliat atau justru hal tersebut dijadikan sebagai komoditi (kayak apa aja) ajang pengkomerialisasikan tubuh, ajang oportunity bagi kaum oprtunis????

Ketika orang memandang kata-kata dalam alunan musik terdengar,.. hm,.hm,..agak seronok, ngumbar kesedihan, ngumbar kekecewaan, ngumbar nafsu-nafsu and so on, apakah itu bernilai estetis, atau etis atau justru balik lagi dengan alasan yang diatas, dimanfaatkan oleh kaum kapitalis?? atau, atau apa ya???

lirik-lirik yang terus-terusan berputar dalam pikiran masyarakat, dalam pikiran penyanyi dan penikmatnya, dan rupanya seakan jadi semacam doa buat kehidupan mereka. Semacam kelaziman yang ada kalanya ditiru tanpa disengaja.

Seni berkata-kata. La, ini yang senantiasa melingkupi kehidupan. Orang pun dengan keseniannya, mampu bersilat lidah indah. Mampu membolak-balikkan fakta, realitas. Mampu menutupi kebohongan. Mampu membuat orang tersihir dengan seni-seni katanya sehingga mau tunduk dan patuh dengan opininya. Mampu mendidik orang jadi orang yang lebih baik atau yang lebih buruk perangainya. Mampu memainkan emosi seseorang dan sebagainya.

Lalu saya memandang seni??? Seni diatas bukanlah seni sesungguhnya. Seni itu adalah pencerahan. Media untuk membawa perbaikan yang lebih baik. Memiliki kemanfaatan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Masyarakat jadi Masyarakat yang merdeka. Dari belenggu kemiskinan- kemiskinan ilmu, kemiskinan emosional, kemiskinan spiritual, dan kemiskinan-kemiskinan yang lain.

Dalam membawa seni dengan misi visi terhadap perubahan sosial tentunya yang lebih baik. Lebih baik bukan berarti pula bebas. Bebas melakukan apapun, itu justru menghancurkan. Baik itu ketika orang mampu menggunakan akalnya tanpa timbul pamrih, menggunakan akal jernihnya untuk bisa membedakan halal haram, mampu menggunakan akalnya sebagai seorang visioner sejati, pembawa pencerahan bagi seluruh umat.

Biarkan dunia ini menjadi baik... Dengan cara apa??? Berkesenian yang mencerahkan umat.

wallahua'alam,..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun