Liburan tahun ini berbeda buatku. Biasanya, keluargaku yang mengunjungi nenek, kakek, tante, dan sepupuku di Lampung. Tetapi tahun ini mereka yang bergantian mengunjungi kita, keluarga di Jakarta.Â
Mereka baru sampai rumah kita hampir tengah malam. Jam sepuluh malam tepatnya. Nenek dan kakek sudah bersiap-siap tidur. Begitu juga tanteku. Tapi sepupuku yang masih berumur delapan tahun masih saja bersemangat. Aku yang tadinya mengantuk jadi ikut tidur larut malam.
Keesokan paginya kita berencana berangkat ke Bandung. Menginap dua malam disana, menghabiskan waktu bersama keluarga sebelum semuanya pulang. Kita tidak berangkat telalu pagi, "Santai saja" kata ayahku.Â
Setelah sarapan, bersiap-siap, kita masing-masih membawa tas yang berisi baju kedalam mobil. Perjalanan cukup lancar hari itu. Tidak terlalu macet, walaupun terkadang mobil tersendat di jalan. Di mobil kita menyalakan musik. Mencoba menikmati perjalanan.
Sampai di hotel, aku bertemu keluargaku yang lain. Sepupuku yang juga dari Jakarta, dan sepupuku dari Pekanbaru. Kita belum bisa masuk kamar. Harus menunggu beberapa jam. Jadi, selama menunggu kita hanya duduk-duduk.Â
Mencoba permainan yang disediakan, dan menjelajahi area hotel. Mencari letak kolam renang, restoran, tempat main, hanya untuk sekedar tahu. Setelah lama menunggu, akhirnya kita memutuskan untuk makan pergi makan siang.
Tempat makan yang akan kita kunjungi cukup jauh. Ibu terus mencari jalan pintas di GPS. Akan tetapi, setelah  berjalan menuju jalan itu, ada banyak petugas yang menjaga jalan. Jalan juga di pagari, ditutup. Banyak pengendara seperti kita kebingungan.Â
Bertanya pada petugas, mengapa jalan ditutup. Para petugas juga tidak tahu jawabannya. Hal ini membuat banyak orang kesal. Mungkin sudah terburu-buru, jalan tiba-tiba ditutup, tidak ada alasannya pula.
Akhirnya kita mencoba mencari jalan pintas sendiri. Bertanya pada orang lain. Setelah diarahkan kearah ini, kearah itu, kiri, kanan, Akhirnya kita menemukan jalan pintas menuju tempat makan. Sampai di tempat makan, sepupu-sepupuku tidak langsung makan. Setelah melihat perosotan di area bermain, mereka langsung berlari menujun tempat itu. Menghiraukan rasa lelah dan lapar setelah perjalanan tadi.
Aku hanya mengamati dari jauh. Tidak tertarik lagi bermain disana. Tak lama kemudian makanan datang. Sepupu-sepupuku langsung berlari kearah meja dipanggil ibu mereka. Rasa lapar mereka sepertinya kembali lagi setelah bermain. Kita semua makan sampai kenyang. Nenek terus menambahkan sayur atau lauk yang tersisa ke piring kita. Tak memperdulikan berapa kali kita mengatakan "sudah".
Kita melanjutkan perjalanan kembali ke hotel. Sekarang leih mudah mencari jalan kembali karena kita sudah tahu arahnya. Sampai di hotel, Â kita sudah bisa masuk ke kamar masing-masing. Aku sekamar dengan nenek dan adikku. Â Hari sudah sore, adikku dari tadi sudah rebut mengajak yang lain berenang. Sampai di kamar Ia langsung berganti baju bersiap melompat ke dalam kolam dengan 2 sepupuku.Â
Tetapi sepupuku yang paling kecil terus merengek di kamar. Juga mau ikut berenang. Tanteku yang terus berusaha menolak permintaannya akhirnya mengizinkan. Malam itu dihabiskan kita semua dengan makan mie instan di kamar dan bercanda menertawakan hal-hal kecil.
Keesokan paginya, aku dan keluargaku turun ke restoran. Masih menggunakan piama, aku duduk bersama sepupu-sepupuku. Tidak ada kegiatan lagi hari ini. Kita akan kembali ke Jakarta, menghabiskan liburan bersama disana. Kita hanya menginap di Bandung semalam, tidak lama. Tapi karena liburan ini kita pergi bersama, ini salah satu liburan yang berkesan bagiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H