Kalau diibaratkan fisafat ibarat pistol, dengan pistol yang sama kita bisa membunuh orang atau melindungi keluarga kita dari perampokan. Kalau filsafat diibaratkan sebagai nuklir, dengan nuklir yang sama kita bisa membuat pengembangan teknologi pembangkit listrik atau menghancurkan dunia. Kalau diibaratkan sebagai mobil, dengan mobil yang sama kita bisa pergi ke diskotik atau ke masjid.Â
Lalu apakah ketika pistol untuk membunuh orang, nuklir untuk mengancurkan dunia, dan mobil berjalan ke diskotik, apakah kita akan menyalahkan pistol, nuklir, dan mobil ?.
Kita harus dapat mengontrol, memilah-memilih sehingga apapun yang masuk kedalam alam pikiran kita akan mengasilkan sebuat produk yang positif. Jangan takut ! dengan memakai cara yang sama, pasti kita tidak akan menghasilkan produk yang sama dengan orang lain, kita memiliki pemikiran tersendiri, hidup kita tidak sama dengan orang lain, dan kita memiliki perspektif, fokus, dan cara bernalar yang tidak harus sama dengan mereka.
Ketakutan yang sering dialami oleh orang yang ingin belajar filsafat ialah pikiran yang tersesat, bingung. Padahal, aku adalah aku, setiap orang adalah anak dari zamannya tersendiri. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa kita memiliki prespektif, cara nalar, fokus, dan kemampuan analisis yang berbeda dan tidak sama satu dengan yang lain. Ketika keempat aspek itu tidak sama maka hasil pemikiran kita atau produk yang di hasilkan juga berbeda.
Maka, berfilsafat siapa takut ?
Penulis : Ayu Nur Lailatul Fitri
Editor : Bidang Keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Raushan Fikr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H