Dari kedua data yang ada, baik angka kenaikan harga tanah di Tembalang maupun angka kenaikan jumlah mahasiswa Undip, menunjukkan potensi bahwa menjalankan bisnis kos-kosan disekitar Kampus Undip Tembalang menjadi hal yang menjanjikan.Â
Dengan beragam latar belakang ekonomi mahasiswa, tentu memberikan opsi lebih bagi para pengusaha kos-kosan. Pengusaha kos-kosan dapat membangun kos eksklusif untuk menunjang kebutuhan mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang mapan, juga dapat membangun kos ekonomis untuk menunjang kebutuhan mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang standar atau bahkan kurang.
Selain Pemilik Kos-Kosan, Adakah yang Diuntungkan?Â
Selain memiliki nilai yang menjanjikan bagi pengusaha, kos-kosan di tembalang juga memiliki dampak eksternalitas positif bagi lingkungan sekitarnya. Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasikan di dalam pasar.Â
Jika kegiatan dari beberapa orang menghasilkan manfaat bagi orang lain dan orang yang menerima manfaat tersebut tidak membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka nilai sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.Â
Sedangkan macam-macam eksternalitas jika ditinjau dari segi pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang menerima akibat dari eksternalitas dapat dibagi menjadi empat, salah satunya adalah eksternalitas produsen terhadap produsen. Hal ini terjadi ketika output dan input yang digunakan oleh suatu perusahaan mempengaruhi output dan input yang digunakan oleh perusahaan lain.Â
Eksternalitas positif yang muncul akibat banyaknya kos-kosan di sekitar Kampus Undip Tembalang adalah menjamurnya pelaku usaha kecil yang turut meramaikan kehidupan di sekitar Kampus Undip Tembalang.Â
Pada grafik diatas, data yang diambil dari Diskopumkm Kota Semarang menunjukkan jumlah UMKM khususnya di Kelurahan Tembalang mencapai 78, itu hanya yang terdaftar resmi, belum lagi yang tidak terdaftar.Â
Bila kita amati, disekitar kos-kosan pasti kita menjumpai Warung Burjo, Laundry, Fotocopy, Kedai Kopi, Warung Makan, dll. Usaha kecil tersebut seolah tak ingin ketinggalan menikmati berkah dari keberadaan kos-kosan.Â
Jika musim liburan tiba, seakan menjadi kota setengah mati, kawasan sekitar Kampus Undip Tembalang ditinggal oleh mahasiswa-mahasiswa yang pulang kampung, dampaknya tentu dirasakan para pelaku UMKM, tak jarang dari mereka mengeluh karena pendapatannya berkurang.