Cinta itu buta, pepatah tersebut sangat tepat untuk menggambarkan film yang akan dibahas dalam artikel ini.
Radit dan Jani (2008) merupakan film karya Upi Avianto, film ini bercerita tentang kisah percintaan Radit dan Jani yang tidak mendapat restu orang tua Jani.
Radit (Vino G Bastian) dan Anjani (Fahrani) tetap nekat melanjutkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan. Tanpa uang, pekerjaan tetap dan hanya bermodal cinta mereka menjalani kehidupan dengan bertindak kriminal.
Keadaan diperparah oleh Radit yang merupakan seorang pecandu narkoba membuat kehidupan mereka semakin berat.
Pada suatu hari, Jani mendapati dirinya hamil yang membuat mereka berdua sadar bahwa kehidupan mereka harus berubah, Radit dan Jani kemudian memutuskan pindah ke jalan yang benar.
Implikasi Sosial
Banyak pesan-pesan yang ingin disampaikan Upi kepada masyarakat, untuk menjalani suatu pernikahan tidak bisa hanya bermodalkan cinta buta, tetapi  uang, pekerjaan, dan restu keluarga adalah modal penting untuk bisa menikah.
Uang, skill dan pekerjaan adalah hal yang penting untuk bertahan hidup sehingga tidak perlu menyusahkan diri sendiri atau orang lain. Karena hidup tanpa uang dan pekerjaan tetap, Radit dan Jani memutuskan bertindak kriminal untuk bisa bertahan hidup.
Menyusahkan orang lain diperlihatkan ketika Radit dan Jani pergi ke rumah orang tua Jani untuk meminjam uang yang akan digunakan untuk membayar kontrakan mereka yang sudah menunggak selama dua bulan dan biaya periksa dokter kandungan, tetapi ayah Jani tidak mau memberikan pinjaman uang.
Selain tentang pernikahan, pesan yang disampaikan adalah profesional dan tanggung jawab ketika bekerja.
Radit sebenarnya mempunyai kemampuan dalam bermain gitar, tetapi karena dia seorang pecandu narkoba, akhrinya dia menjual gitar tersebut untuk membeli narkoba, Radit juga suka memaki dan bertindak kasar kepada teman-teman  bandnya, hal tersebut membuat Radit dikeluarkan dari bandnya.
Radit kemudian bekerja menjadi seorang Valet di sebuah hotel, ketika dia ditugaskan untuk memarkirkan mobil milik tamu, ternyata Radit mencuri barang tamunya yang ada di dalam mobil tersebut dan berujung pada pemecatan Radit.
Genre
Film Radit dan Jani dapat dimasukan dalam genre Drama dan Romance.
Adegan Drama diperlihatkan ketika Jani mengunci Radit yang sedang sakau di dalam kamar, mendengar teriakan Radit terus menerus membuat Jani tidak tahan dan membuka pintu kamar.
Adegan drama lainnya ketika Radit merasa cemburu saat Jani bertemu dengan teman SMAnya, pada saat itu Radit marah dan membuang jam hasil curian yang rencanannya akan dijual, kemudian Radit pergi meninggalkan Jani sendirian.
Adegan Romance dalam film ini digambarkan dari dialog, misalnya panggilan "bodoh" atau panggilan "i love you" yang sering dilontarkan oleh keduanya memperlihatkan mereka berdua saling mencintai.
Adegan Romance lainnya diperlihatkan ketika Radit membeli dan menyuapi makanan kepada Jani yang sedang hamil.
Paradigma
Setiap film mempunyai sebuah paradigma atau sudut pandang yang bisa dikaji dan dianalisis untuk mengetahui pesan yang disampaikan dari sebuah film yang ditonton, paradigma terbagi menjadi empat bagian, yang pertama adalah paradigma Fungsionalisme, Empirisme, Fenomenologi, dan terakhir adalah Paradigma Kritis.
Film Radit dan Jani menggunakan paradigma fungsionalisme, Paradigma Fungsionalisme dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Paradigma Fungsionalisme lebih mengutamakan keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.
Paradigma ini melihat konflik dalam masyarakat terjadi karena tidak berfungsinya integrasi sosial dan keseimbangan, dan memandang harmoni dan integrasi sebagai fungsi yang mempunyai nilai tinggi dan harus ditegakkan, dan konflik harus dihindarkan.
Konflik Radit dan Jani dimulai dari orang tua Jani yang tidak merestui hubungan Radit dan Jani karena gaya hidup Radit yang dinilai kacau dan tidak punya masa depan, Jani yang sudah terlanjur cinta tidak mendengarkan orang tuanya dan tetap nekat menikah bersama Radit, konflik tersebut merusak harmoni antara Radit dan Jani, dan kedua orang tua Jani.
Konflik lainnya muncul ketika Jani bertemu dengan teman SMAnya di sebuah warung, Radit yang melihat pertemuan tersebut langsung overthinking dan menyudutkan Jani dengan berbagai macam tuduhan. Setelah menuduh Jani, Radit membuang barang hasil curian, tindakan tersebut membuat Jani marah dan Radit pergi meninggalkan Jani.
Produksi Radit dan Jani
Sebelum bisa dinikmati, sebuah film harus melalui berbagai macam tahapan untuk bisa dinikmati di bioskop, tahapan-tahapan tersebut adalah Produksi, Distribusi, dan Konsumsi.
Film Radit dan Jani adalah karya Upi Avianto, Upi Avianto bertugas sebagai sutradara dan penulis cerita yang terinspirasi dari kisah Kate Moss dan Pete Doherty, produser dalam film ini adalah Adiyanto Soemardjono.
Pemeran utama pria, Vino G. Bastian tertarik untuk membintangi film ini karena tema yang unik dan berbeda dibandingkan dengan film-film drama remaja yang menjamur pada tahun 2008, Vino juga menemukan tantangan ketika memerankan adegan sakau (Antaranews, 2008).
Berbeda dengan Vino, Fahrani mengaku bahwa dia tertarik nama besar Upi Avianto, sehingga dia kemudian menerima tawaran untuk memerankan pemeran utama (Antaranews, 2008).
Berbeda dari film-film Upi terdahulu yang berunsur komedi dan kisah cinta remaja, Radit dan Jani lebih memasukan unsur drama percintaan yang lebih serius.
Proses syuting Radit dan Jani berlangsung selama 15 hari di Bulan Ramadhan tahun 2007, terdapat 30 lokasi syuting yang berada di Jakarta dan Bogor.
Â
Psikoanalisis
Psikoanalisis melihat bahwa pikiran merupakan bagian dari alam sadar dan alam bawah sadar, menurut Syawal dan Helaludin (2018) Psikoanalisis memiliki asumsi bahwa perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh konflik dari faktor-faktor internal psikologis seseorang
1. Attachment dan Separation terkait dengan relasi individu dengan hidupnya, keluarga, terutama orang tua sangat berdampak pada kehidupan individu di tahap berikutnya.Â
Hubungan yang tidak direstui orang tua membuat Jani pergi dari rumah dan nekat menikah dengan Radit, hal tersebut membuat hubungan antara Jani dan orang tuanya memburuk.
2. Ego adalah bagian dari kesadaran diri, Ego berperan sebagai bagian yang berhubungan langsung dengan dunia luar.
Jani yang baru saja mendapatkan pekerjaan sebagai tukang cuci piring disindir oleh teman kerjanya karena gaya berpakaiannya yang nyentrik dan tidak sesuai dengan profesi, namun Jani mengalah dan tidak ingin mencari masalah karena jika dia berkelahi tentu saja akan berpengaruh pada pekerjaanya.
3. Id merupakan bagian dari bawah sadar, Id berisikan insting untuk bertahan hidup atau mendapatkan kepuasan.
Id diperlihatkan ketika Radit yang tidak mempunyai uang dan sedang sakau rela memberikan Jani untuk ditiduri oleh bandar narkoba, sebagai imbalannya Radit akan diberikan narkoba.
4. Super Ego adalah pengawas bagi diri dalam menentukan baik dan benar dalam diri.
Ketika Jani mengetahui dirinya hamil, Radit dan Jani memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik, Radit berjanji kepada Jani untuk mencari pekerjaan dam berhenti menggunakan narkoba.
Daftar Pustaka
Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan.
Kapanlagi.com. 2008. Radit dan Jani, Mampukah Cinta Mengalahkan Segalanya?.
Mahgriefie, L, C. 2008. Radit dan Jani, Truly Love Is Blind.
Antaranews.com . 2008. Vino G. Bastian dan Fahrani Bintangi "Radit dan Jani".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H