Mohon tunggu...
Agustine
Agustine Mohon Tunggu... -

God is good all the time.. Know me more here: http://keep-struggling.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

11 Reasons Why I Do Love Song’s Triplet (DaeHan, MinGuk, ManSe)

30 Januari 2016   21:30 Diperbarui: 30 Januari 2016   22:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin karena 10 adalah suat hal yang mainstream, aku akhirnya memutuskan untuk menambah poin yang tadinya 10 menjadi 11 mengenai alasan kenapa aku (bisa jadi kalian) mencintai Song’s Triplet. So, here we go!

1. Cuteness overload

Keimutan mereka benar-benar tidak bisa dipungkiri kebenarannya (entah karena aku bias atau emang begitulah faktanya, tetep maksa :p). Kelucuan, kepolosan, dan tingkah mereka membuatku tidak bisa menahan tawa, bahkan terkadang haru sembari berpikir, “Kok bisa-bisanya kepikiran ngelakuin itu?”. Pada episode perdana kemunculan triplet, ManSe yang bangun pertama kali langsung menyebut kamera dengan “Dinosaurus” yang kemudian diikuti oleh kedua hyungnya, hal ini dikarenakan mereka belum ngeh/sadar betul apa itu kamera, bahkan mereka juga menyebut kamera appanya dengan sebutan “appa gumyung” (Appa’s dino). Video triplet yang menarikan lagu kartun kesukaan mereka, Pororo paling tidak akan membuatmu setuju bahwa mereka sangat imut dan lucu. Sama halnya ketika triplet berkunjung ke pedesaan sebagai scholar pertama kalinya di mana MinGuk dihukum karena mencoret lantai dengan tinta kuas kaligrafi.

2. Tindakan yang unpredictable
Ada episode ketika appa berpura-pura menghukum mereka dengan membawa mereka satu-satu menuju kamar dan ternyata dia sudah menyiapkan robot untuk diajak ngobrol sembari mengetes kepribadian mereka (appa terinspirasi tetangga sebelah yang menggunakan Teddy Bear raksasa, which is appa’s idea is so much better alias lebih masuk akal). DaeHan yang sudah dipanggil robot berkali-kali tidak bergeming, sampai-sampai si robot menghampirinya untuk mengajak bermain, DaeHan tidak bergeming sedikit pun, finally his eyes is rolling to the right side, haha. Bener banget kata appa kalo Dae Han is totally a FM (seseorang yang sangat kaku dan tunduk pada peraturan). 
Next one is MinGuk. Dia sedang dihukum; duduk dan menghadap tembok, kemudian dia mendengar suara robot, awalnya ragu kemudian menoleh, cling. Robot pun mengajaknya bermain, namun dengan sopan, dia berkata, “Sorry, i can’t play with you because i’m being punished right now!” (that’s too sweet MinGuk ah..). Setelah selesai dihukum, barulah dia mengajak robot bermain dan bertanya mengapa dia datang menemui MinGuk. Last one, here is the free spirit ManSe! Haha. Baru aja denger suara langkah kaki robot, ga pake babibu, langsung cling, noleh ke mana asal suaranya, dia langsung bermain bersama robot, bahkan sempet-sempetnya ngasih kiss di belakang kepala robot (ManSe ya, you’ve been watching too many K-dramas, haha).

3. Their appetite is so big! xD 
Yang ini aku yakin banget kalo segenap pencinta TROS pasti setuju 1000% (more than 100%), selera makannya ya ampuuun. Bener-bener dahsyat luar biasa, hal ini terlihat dari menu sarapan yang sudah banyak, ditambah lagi ketika beraktivitas di luar, ada tagline kalimat yang sudah terkenal dari si triplet bila sedang berkunjung ke suat restoran dan menunggu makanan tiba, “Omoni, mamam chuseyo” which means “Aunt, please give us food”, haha. Abis itu ga berapa lama makanan mereka akan tiba dan mereka akan menari-nari kegirangan sembari menyantap hidangan yang sudah ada di depan mata, especially for MinGuk. Dari adegan makan-makan yang selalu ada di setiap episode, aku menyadari bahwa appa telah mendidik mereka untuk tidak memilih makanan dan menyantap apapun yang disediakan appanya. Tahukah kalian bahwa setiap restoran yang dikunjungi triplet bahkan yang berada di pelosok Korea sekalipun tanpa disadari telah membuat masyarakat Korea tergiur untuk ikut mencicipi nikmatnya makanan khas restoran tersebut? Tanpa disengaja, adegan makan triplet menjadi CF yang menggiurkan bagi penduduk lokal dan telah ikut membantu menaikkan perekonomian daerah tersebut.

4. They really love to share
Survey membuktikan (menurutku aja sih sebagai guru Sekolah Minggu alias lebay) anak kecil sulit diajak untuk berbagi dengan teman-temannya. Jangankan ke temannya, berbagi ke cici/koko/adik/saudaranya aja terkadang ga rela (sok analisa lagi :p). Nah, ajaibnya mereka bertiga tidak sungkan untuk berbagi (walau jujur menurutku ManSe yang paling belum rela dan sukanya kebagian berkat dari koko-kokonya, haha) makanan, minuman, giliran bermain, dan lain-lain. Patutlah kita acungi jempol untuk ayah dan ibunya yang mampu mendidik mereka sehingga tumbuh dengan baik. Adegan yang mengharukan ketika appa membelikan es krim untuk dibagikan kepada triplet (siapa sih anak kecil yang ga suka es krim), DaeHan as a hyung memberikan teladan dengan membagikan es krim kepada MinGuk dan ManSe (perhatikan kebiasaan DaeHan yang selalu menjilat bersih sisa sendok/garpu yang diberikan sebelumnya kepada orang lain), berikutnya MinGuk yang duduk di tengah dan berbagi kepada hyung dan dongsengnya; appa pun berucap untuk selalu berbagi satu dengan yang lain, eh.. si MinGuk malah menyodorkan sesendok es krim kepada appanya (this is really sweet). Sekilas terlihat bahwa ayahnya terharu dan menahan air matanya. They really know the joy of sharing, yup, the joy, ga mungkin kita mengasihi tanpa memberi bukan?

5. They teach us how to be a polite and well-behaved person since we were a kid!
Perhatikan bagaimana triplet selalu menggunakan “yo” yang adalah bahasa formal di setiap akhir kalimat yang diucapkannya kepada siapa pun. Ketika melihat anak tetangga TROS, hanya triplet yang diajarkan untuk mengucapkan “yo” dan memberikan bowing kepada orang yang lebih tua. Tentu pernah triplet keceplosan berbicara bahasa banmal (informal) kepada yang lain. Appa pun dengan cepat mengoreksi perkataan triplet, and guess what? Appa is the one who has the initiative to speak dan teach them to speak formally. Appa dan Omma juga menggunakan bahasa formal agar lebih menghargai satu sama lain. Ketika umur triplet masih kecil pun, ucapan “chuseyo” dapat menjadi “chuceyo”, namun appa mengulanginya sekali lagi dengan “chuseyo”, tidak menegur namun mengucapkan sekali lagi agar triplet mengerti pengucapan yang benar.

6. Love everyone around you freely
Sejak kemunculan perdana triplet, ada begitu banyak cinta yang diterima oleh mereka. Interaksi yang terjadi ketika mereka bermain keluar bahkan ketika mereka dikunjungi oleh orang lain membuktikan bahwa mereka (atau mungkin anak kecil) sungguh begitu sederhana, mereka menyayangi Ryu Hyun Jin, Lee Hwi Jae, Choo Sung Hoon, Sa Rang, Twins, Quintet dengan apa adanya. Mungkin inilah kenapa mereka begitu cepat akrab dengan orang lain, mereka menyukai seseorang dengan bebas dan tulus tanpa memikirkan kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi jika berteman dengannya.

7. Their brotherhood is so strong and deep
Kalian akan setuju bahwa brotherhood mereka sungguh kuat dan dalam, bahkan appa baru menyadarinya ketika dia menonton acara TROS (karena saat syuting appa sibuk menjaga mereka). Mereka akan saling menjaga, bahkan mereka akan mencari jika salah satu tidak ada bersama mereka. Adegan ini ketika appa sedang mengambil SIM untuk bis, DaeHan begitu penasaran ingin melihat appa sembari mendorong kedua adiknya sehingga tidak kebagian tempat di jendela. Akhirnya MinGuk pun yang terlihat emosi memilih untuk meilihat dari balik pintu, dia menghindari pertengkaran dan berusaha mencari jalan damai, akhirnya dengan bermain kereta-keretaan, mereka kembali akur :)

8. Berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru

Untuk alasan ini, orang tua mereka, yang berani "memaksa" mereka untuk keluar dari zona nyaman dan berani mencoba hal baru. Sungguh tidak mudah untuk melangkah bagi anak-anak karena ada begitu banyak hal yang ditakutkan. Untuk anak kecil seusia mereka (belum 4 tahun), appa telah membuat mereka mencoba banyak hal baru, salah satu hal yang paling ekstrim adalah belajar mengemudikan sepeda roda dua, demi ambisi sang appa yang pengen banget agar mereka bisa ikut berlomba triathlon bareng appanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun