Banyak yang bilang kalau sehat itu mahal. Padahal sebenarnya, menjaga tubuh agar tetap sehat itu murah dan mudah. Ongkos berobat ketika terserang sakit lah yang mengakibatkan harga itu menjadi mahal. Jadi, alangkah baiknya jika kita alokasikan dana kesehatan untuk keperluan pencegahan penyakit daripada untuk keperluan pengobatan. Karena ya itu tadi, ongkosnya jauh lebih murah.
Dalam anggaran belanja bulanan, keluarga kami sengaja menempatkan angka yang tidak terlalu besar untuk pos kesehatan. Kami berpikiran positif akan selalu diberikan berkah sehat. Tapi pikiran positif juga tidak cukup. Kami pun berusaha seoptimal mungkin menjaga kesehatan agar dana kesehatannya tidak besar pasak daripada tiang. Rutinitas menjaga kesehatan ini sebetulnya mudah sekali, yang terkadang sulit adalah menjaga konsistensi pelaksanaannya. Kami biasanya melakukan beberapa hal di bawah ini sebagai ikhtiar kami menjaga tubuh tetap fit dan sehat.
- Bangun sebelum subuh. Ada kalanya kami bangun kesiangan, melewati adzan subuh, dan itu sangat berdampak bagi kami. Rasa malas berlebih, badan tidak segar dan tidak fit seperti jika kami bangun sebelum subuh.Â
- Minum air putih dan peregangan setelah bangun tidur, apalagi jika peregangan/ olahraga ringan dilakukan di luar rumah dengan kondisi udara masih sejuk.
- Banyak minum air putih dan mengurangi minum minuman kemasan. Salah satu fungsi air putih adalah untuk detoksifikasi dan memelihara kesehatan ginjal. Kalau sudah gagal ginjal, satu-satunya jalan adalah cuci darah dan itupun tidak menyembuhkan. Cuci darah harus dilakukan rutin dengan biaya yang luar biasa tidak sedikit. Lebih baik, "cuci darah" dengan rajin minum air putih. Terkadang, kami "lelah dan bosan" harus minum air putih sekian gelas. Untuk menyiasatinya, kami lakukan kompetisi "siapa juara minum air putih terbanyak". Pada malam hari, sang juara diberikan apresiasi semisal request makanan yang disukai untuk dimasak besok, mengganti satu atau dua menu yang sudah dijadwalkan.Â
- Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng, dibakar, yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Jenis makanan ini memang agak susah untuk ditinggalkan. Keluarga kami biasanya menjadwalkan pada hari apa kami dapat mengonsumsi makanan-makanan tersebut. Dan saling mengingatkan bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari makanan-makanan yang dimaksud agar mengurangi keinginan untuk mengonsumsinya.
- Mengurangi konsumsi daging-dagingan, biasanya paling banyak dua hari sekali menempatkan daging dalam menu mingguan.
- Menu sayuran dan buah-buahan yang tidak mengalami banyak proses pengolahan. Sayuran biasanya dibuat sup, ditumis, atau hanya sekedar direbus/ dikukus. Buah-buahan seringnya dimakan langsung. Untuk kalangan Ibu, ini menjadi hal yang menyenangkan karena kegiatan harian di dapur menjadi ringkas dan tidak terlalu melelahkan. Energinya bisa disalurkan untuk aktifitas-aktifitas lainnya.
- Rajin mengonsumsi herbal sebagai suplemen tambahan, seperti madu, propolis, dan habbatussauda. Terlebih madu, rasanya lebih enak dan nikmat ketimbang suplemen-suplemen non-herbal.
- Menyediakan bawang merah kupas sebagai pengganti air purifier. Menurut beberapa sumber kesehatan yang kami ketahui, bawang merah yang telah dikupas memiliki kemampuan menyerap bakteri, virus dan kotoran dalam udara yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit. Biasanya jika ada salah satu anggota keluarga yang mulai terlihat gejala sakit, kami mengupas beberapa butir bawang merah lalu menyimpannya di mangkuk kecil. Kupasan bawang merah tersebut ditempatkan di kamar tidur anggota keluarga yang sakit.
- Merawat kebersihan rumah sebagai tanggung jawab bersama. Bersih-bersih dan beres-beres rumah, baik itu harian atau mingguan, dilakukan secara gotong royong oleh semua anggota keluarga. Pembagian tugas dilakukan secara demokratis sesuai dengan keahlian dan minat. Ada yang suka dan jago cuci piring, sementara anggota keluarga yang lain lebih berbakat menyapu dan mengepel. Jadi setiap anggota keluarga memiliki pos kebersihan masing-masing.
- Menjadwalkan hari minggu sebagai hari berolahraga sekeluarga atau hari berkarya. Olahraganya yang simple dan murah saja, seperti jogging atau bersepeda di taman. Kalaupun kami beraktifitas di rumah, biasanya kami berkebun atau "bersih-bersih akbar", yaitu membersihkan dan membereskan sudut-sudut rumah yang tidak terbereskan setiap harinya. Bisa juga membuat sesuatu, seperti pagar pembatas dapur, atau memasak masakan atau cemilan sehat yang lebih rumit pengerjaannya dari menu biasanya.
- Adanya acara rekreasi keluarga rutin. Selain fisik tubuh dan lingkungan yang terjaga, psikis setiap anggota keluarga juga harus dalam keadaan prima. Kegiatan yang rekreatif tidak melulu harus pergi liburan ke luar kota atau ke luar negeri. Asalkan kegiatannya direncanakan dan diatur secara apik, dilakukan di rumah pun bisa menjadi sangat menyenangkan, bahkan sekedar menonton film bersama di ruang keluarga sekalipun. Cukup beli/sewa DVD, dengan modal layar TV dan speaker komputer, ditemani camilan rumahan yang sehat dan murah meriah.
Sungguh mudah dan murah bukan? Yang menjadikannya mahal adalah niat dan konsistensi. Dan melangkah menuju sehat akan menyenangkan jika seluruh anggota keluarga kompak melakukan hal-hal yang kita yakini dapat membantu menjaga kesehatan kita, seperti yang telah disebutkan pada beberapa poin tadi.Â
Jadi, masih beranggapan sehat itu mahal dan tidak asik? Yuk, buktikan sendiri!
Salam Sehat dari Mamak Peppy!
http://pengejasemesta.wordpress.com
FB : Peppy Andini
Twitter/IG : @keenandini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H