Keenan Putra Namaskara Asael / 230908238
Pidato Anies Baswedan dalam Nasdem Memanggil Senin, 3 Oktober 2024 memuat elemen-elemen retorika dan dialektika yang efektif dalam menyampaikan pesan politik kepada para kader Partai Nasdem. Anies Baswedan pada saat itu menempatkan diri sebagai kandidat Calon Presiden Republik Indonesia 2024, Anies menggunakan pidatonya untuk membangkitkan semangat, mengajak audiens terlibat dalam politik, serta membangun citra diri sebagai pemimpin yang siap membawa perubahan. Dengan memanfaatkan elemen-elemen retorika seperti ethos, pathos, logos, dan kairos, Anies berhasil menyampaikan pesan persuasif yang mendorong keterlibatan publik dalam proses politik.
Ethos, atau kredibilitas, merupakan salah satu elemen penting dalam retorika persuasif yang digunakan untuk meyakinkan audiens mengenai kompetensi dan integritas pembicara. Dalam pidatonya, Anies Baswedan membangun ethos dengan menyebut sejarah perjuangan bangsa dan tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Natsir. Dengan menghubungkan dirinya dengan perjuangan para founding fathers, Anies menciptakan citra sebagai sosok yang memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai bangsa. Ia juga membangun kredibilitasnya melalui penghormatan kepada tokoh Partai Nasdem, seperti Surya Paloh.
Anies juga menekankan pentingnya politik sebagai jalan keterlibatan bagi bangsa, dengan menyebut para pemimpin nasional masa lalu sebagai "politisi yang dipandang sebagai pemimpin bangsa". Anis berusaha untuk menghapus stigma negatif terhadap politik yang merupakan sektor kotor, dengan menunjukkan bahwa politisi yang idealis dan berintegritas mampu menghasilkan perubahan besar bagi bangsa.
Elemen Pathos, atau daya tarik emosional, digunakan Anies untuk membangkitkan perasaan audiens terhadap situasi politik saat ini dan masa depan bangsa. Strategi yang terlihat dalam video pidato Anies adalah penggunaan narasi historis. Ia menceritakan bagaimana para pahlawan nasional meninggalkan kenyamanan pribadi mereka demi memperjuangkan kemerdekaan dan masa depan Indonesia. Narasi ini memicu perasaan bangga dan patriotisme di kalangan audiens, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk ikut terlibat dalam proses politik.
Anies juga menyinggung persepsi masyarakat yang sering menganggap politik sebagai sesuatu yang "kotor". Dengan membalik argumen ini, ia menyatakan bahwa sektor manapun baik politik maupun bisnis bergantung pada siapa yang terlibat di dalamnya. Argumen ini tidak hanya memberikan pandangan positif terhadap politik, tetapi juga menggugah audiens untuk memikirkan kembali pandangan mereka dan tergerak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Elemen Logos menyampaikan argumen-argumennya dengan cara yang rasional dan terstruktur. Salah satu argumen utamanya adalah bahwa politik adalah arena pengambilan keputusan yang memengaruhi nasib bangsa. Ia berpendapat bahwa jika orang-orang baik tidak terlibat dalam politik, maka keputusan penting akan diambil oleh orang-orang yang kurang kompeten atau bermasalah. Logika ini mengundang audiens untuk menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat dalam proses politik demi masa depan bangsa yang lebih baik. Anies menggunakan logika sederhana tetapi efektif untuk membantah persepsi negatif tentang politik. Ia menyatakan bahwa baik bersih maupun kotor adalah soal cara seseorang menjalankan tanggung jawabnya, bukan soal sektor tempat ia bekerja. Ini adalah argumen rasional yang berusaha membebaskan politik dari stigma negatif yang sering melekat padanya.
Dalam video pidato terdapat unsur Kairos, atau penggunaan momen yang tepat. Pidato Anies disampaikan pada saat yang krusial, yaitu menjelang Pemilihan Presiden 2024. Momen ini digunakan Anies untuk menekankan pentingnya keterlibatan orang-orang baik dalam politik. Ia menyatakan bahwa sekarang adalah saatnya orang-orang yang memiliki kompetensi dan integritas untuk terlibat dalam politik, bukan hanya mengkritik dari luar. Dengan menggunakan kesempatan ini, ia berusaha memobilisasi dukungan dan menunjukkan bahwa keterlibatan politik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan peluang untuk memperbaiki bangsa
Pidato Anies Baswedan dalam acara Partai Nasdem adalah contoh yang baik tentang bagaimana elemen-elemen retorika dapat digunakan secara efektif untuk membangun hubungan emosional, menyampaikan argumen rasional, dan memanfaatkan momen politik yang tepat. Dengan memadukan ethos, pathos, logos, kairos, serta penggunaan metafora dan repetisi, Anies mampu menyampaikan pesan yang kuat dan persuasif. Pidatonya tidak hanya mengajak audiens untuk terlibat dalam politik, tetapi juga menawarkan visi tentang politik yang mulia dan bermartabat. Dalam konteks menjelang Pemilihan Presiden 2024, pidato ini berhasil memobilisasi dukungan dan menginspirasi audiens untuk mengambil peran aktif dalam menentukan masa depan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H