Mohon tunggu...
kedaikopi berau
kedaikopi berau Mohon Tunggu... -

lahir, di Tarakan, kalimantan timur. dari seorang ayah mekanik dn ibu yang mengajar di sekolah dasar. menyelesaikan sdn di tarakan dan melanjutkan smp di malang. tuntas di sma 1 bogor dan selanjutnya s1 di kedokteran hewan ipb. sekarang bisnis kedai kampus, gerakan kedai kopi untuk kemaslahatan pendidikan, di kota tanjung redeb, berau, kalimantan timur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sequel Nggak Bagus

13 Juli 2011   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kepada yth.

Bapak presiden Susilo Bambang Yudoyono

Beberapa masukan untuk Bapak yang selalu serius...

Menurut hemat saya episode kedua kabinet bapak, terlalu banyak kelebihan...

sehingga ceritanya nggak menarik...

terkesan membosankan... biasa-biasa aja...

seperti Jurassic Park nya steven...

selanjutnya jadi ngawur... hanya menampilkan teknologi...

nggak ada indahnya... apalagi inspiratif

Pak Presiden, coba anda kurangi beberapa scene yang overcrowded...

semakin nggak jelas... sepertinya anda mesti mengganti sutradara...

penulis scene... juru kamera... semuanya....

cukup anda merenung... menerawang...

dan ngobrol dengan teman yang paling dekat...

dekat sekali.... sangat dekat..

sehingga anda tidak merasakannya hadir mengikuti.... dan menangis...

tegurlah... sekali-kali dicolk juga boleh...

sapa... teman yang satu-satunya... setia kepada anda...

karena kelak dia akan pergi bersama malaikat izrail...

ya... tugasnya selesai....

terawang terus... kata-katanya...

karena dia menembus semua jagat impian...

pak susilo yang saya cinta...

bicaralah dengan hati kecilmu....

sebelum dia berpamitan...

hanya dia si batin ... yang akan membawa mu ..

pada kebenaran yang hakiki...

selamat bertugas pak presiden...

wasssalam

dari saya yang dulu percaya kamu bisa....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun