Mohon tunggu...
kedaikopi berau
kedaikopi berau Mohon Tunggu... -

lahir, di Tarakan, kalimantan timur. dari seorang ayah mekanik dn ibu yang mengajar di sekolah dasar. menyelesaikan sdn di tarakan dan melanjutkan smp di malang. tuntas di sma 1 bogor dan selanjutnya s1 di kedokteran hewan ipb. sekarang bisnis kedai kampus, gerakan kedai kopi untuk kemaslahatan pendidikan, di kota tanjung redeb, berau, kalimantan timur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IMB di Pulau Maratua

20 Juni 2011   05:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi membangun resort dan kawasan wisata di Pulau Maratua mulai terwujud. Dengan konsep ecolodge (yang poepulernya ekowisata) bangunan fisik mulai dengan desain kuno ala nelayan.
Sampai dengan suatu hari penentuan lokasi. survey sana sini, dengan gaya arsitek bonafide (maklum nggak pake insinyur lulusan kuliah).

Tempat telah ditentukan. Tinggal menunggu orang pintar baca doa, pemasangan tiang pertama.
Ibu-ibu sibuk dengan masakan, anak-anak berlarian di atas karang. Dan tibalah sang guru pintar di lokasi. Hening sejenak, menunggu pengantar sang guru Maratua. Namun sekonyong-konyong, sang guru menatap ke laut dan berucap "ini boleh... itu nggak boleh". "Sebentar... saya perlu waktu" ucap sang guru sambil menatap laut dari pinggiran karang tempat kami berdiri.

Semua menunggu, apa yang akan disampaikan sang guru. Sang guru kemudian berjalan ke arah timur sejauh 50 meter. "Ambil tiang kuning, letakkan disini" sabda sang guru dan meminta tiang segera didirikan. Apa yang terjadi? artinya rencana berubah? Tiangpun didirikan, dan sang guru memulai ritual doa diiringi simponi ombak laut Maratua.

Rasa pensaran membuat rekan saya bertanya (maklum rencanya posisi berubah drastis. "coba kita tanya bagaimana nantinya, kedepan seperti apa?" bisik rekan saya.
Usai acara ritual, teman menyapa sang guru :" Pak tua, apakah boleh dikembangkan?, "bagaimana kalau nanti kami ingin melebarkan lokasi?". Sang guru menatap dan menjawab di balik kepulan asap kreteknya "Kerjakan saja yang ada, jika perlu nantinya, bapak akan bernegosiasi dengan penunggu tubir pantai", "insya Allah niat baik akan diterimaNya".

"Ooh... iya Pak tua... terima kasih" ucap kawan dengan ternganga.

Menarik, untuk mendapatkan IMB, di Pulau Maratua, di bibir pantai, kiranya serahkan saja pada rahasia Pak tua Sang guru. Cerita lanjutan semakin menarik, betapa ternyata keputusan Sang guru suatu keindahan yang tak terduga.

Terima kasih Pak tua.
Maratua, 8 Juni 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun