Mohon tunggu...
Saiful Bahri. M.AP
Saiful Bahri. M.AP Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Masalah Sosial, Politik dan Kebijakan Publik

CPIS - Center for Public Interest Studies

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Konservasi dan Realitas Deforestasi

12 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 12 Desember 2024   11:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ( sumber : https://www.freepik.com/ )

Hutan Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam terbesar di dunia. Negara kita memiliki sekitar 91 juta hektar hutan primer yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang unik dan tak tergantikan. Namun, sayangnya, dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami tingkat kehilangan hutan primer yang sangat tinggi.

Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan lebih dari 9 juta hektar hutan primer antara tahun 2001 hingga 2020. Ini setara dengan kehilangan area hutan seluas Bali setiap 2 tahun. Angka ini sungguh mengkhawatirkan, mengingat hutan primer merupakan ekosistem yang paling kaya dan penting bagi kelestarian lingkungan.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan konservasi untuk melindungi hutan sejak dekade 1990-an. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, misalnya, mengatur tentang perlindungan hutan dan satwa liar. Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan berbagai kawasan lindung, seperti taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa upaya konservasi tersebut belum cukup efektif untuk mengatasi masalah deforestasi. Berbagai studi menunjukkan bahwa kebijakan konservasi yang ada masih memiliki banyak kelemahan, baik dari segi implementasi maupun pengawasan.

Faktor-Faktor Penyebab Deforestasi

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya laju deforestasi di Indonesia, di antaranya:

  • Perluasan Lahan Pertanian dan Perkebunan

Salah satu penyebab utama deforestasi adalah konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, terutama untuk komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan tebu. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 45% dari total deforestasi di Indonesia disebabkan oleh perluasan lahan pertanian dan perkebunan.

  • Penebangan Liar dan Ilegal

Penebangan liar dan ilegal masih menjadi masalah besar di Indonesia. Kayu hasil penebangan liar ini kemudian dipasarkan secara ilegal, baik di dalam maupun luar negeri. Praktik ini sulit dikendalikan karena lemahnya penegakan hukum dan pengawasan di lapangan.

  • Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur, seperti jalan, rel kereta api, dan bendungan, juga menjadi salah satu faktor penyebab deforestasi. Pembangunan ini seringkali dilakukan dengan mengabaikan aspek lingkungan dan mengakibatkan kerusakan hutan.

  • Pertambangan

Aktivitas pertambangan, terutama pertambangan ilegal, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap deforestasi di Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya merusak hutan, tetapi juga mencemari lingkungan sekitarnya.

  • Lemahnya Penegakan Hukum

Salah satu faktor yang menyebabkan deforestasi sulit diatasi adalah lemahnya penegakan hukum terhadap pelaku perusakan hutan. Banyak kasus pelanggaran lingkungan yang tidak ditindak secara tegas, sehingga praktik-praktik perusakan hutan terus berlangsung.

Dampak Deforestasi dan Ancaman di Masa Depan

Deforestasi yang terjadi di Indonesia tidak hanya berdampak pada ekosistem hutan itu sendiri, tetapi juga pada berbagai aspek kehidupan. Beberapa dampak negatif dari deforestasi adalah:

  • Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Hutan primer Indonesia merupakan salah satu ekosistem paling kaya keanekaragaman hayati di dunia. Kehilangan hutan primer berarti kehilangan habitat bagi ribuan spesies flora dan fauna unik, termasuk beberapa spesies langka dan terancam punah seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera, dan badak jawa.  

  • Perubahan Iklim

Hutan berperan penting sebagai penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen. Deforestasi yang terus-menerus dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada perubahan iklim global. Dampaknya dapat dirasakan melalui peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Hal ini tidak hanya mengancam kelestarian hutan, tetapi juga membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

  • Bencana Alam

Hutan berfungsi sebagai penyimpan air dan pencegah erosi. Kehilangan hutan dapat meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Bencana-bencana ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengancam keselamatan dan penghidupan masyarakat di sekitar area deforestasi.

  • Konflik Sosial

Deforestasi seringkali terkait dengan konflik antara masyarakat lokal, perusahaan, dan pemerintah. Masyarakat adat yang bergantung pada hutan untuk penghidupan mereka seringkali merasa dirugikan akibat hilangnya akses terhadap sumber daya hutan. Konflik ini dapat memicu ketegangan dan instabilitas sosial yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.

Jika tren deforestasi ini terus berlanjut, maka di masa depan Indonesia akan menghadapi ancaman yang semakin besar. Kelestarian hutan primer yang semakin tergerus akan berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim yang semakin ekstrem, serta meningkatnya risiko bencana alam dan konflik sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun