Mohon tunggu...
Saiful Bahri. M.AP
Saiful Bahri. M.AP Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Masalah Sosial, Politik dan Kebijakan Publik

CPIS - Center for Public Interest Studies

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya dan Tantangan Penanggulangan Kebakaran di Permukiman Padat Jakarta

10 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta Barat Alami 305 Kebakaran Selama Tahun 2020 (https://wartakota.tribunnews.com/)

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2023 menunjukkan bahwa kebakaran di wilayah padat penduduk di Jakarta menjadi salah satu bencana yang paling sering terjadi, dengan lebih dari 1.000 kasus kebakaran tercatat dalam setahun. Kebakaran ini kerap terjadi di permukiman yang tidak hanya padat penduduk, tetapi juga memiliki infrastruktur yang rentan, seperti jalan sempit dan bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran.

Meskipun upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran telah dilakukan, termasuk program pelatihan bagi masyarakat dan peningkatan fasilitas pemadam kebakaran, masalah kebakaran di permukiman padat Jakarta masih menjadi isu yang memerlukan perhatian lebih. Sebagai contoh, dalam laporan tahunan Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (2022), diungkapkan bahwa meskipun jumlah unit pemadam dan hydrant telah meningkat, kesulitan akses ke kawasan padat penduduk tetap menjadi hambatan besar bagi upaya penanggulangan kebakaran yang efektif.

Selain itu, keterbatasan lahan dan infrastruktur yang tidak memadai, ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang risiko kebakaran dan prosedur keselamatan yang tepat, membuat penanggulangan kebakaran di Jakarta masih menghadapi banyak tantangan. Di kawasan permukiman padat, di mana rumah-rumah terbuat dari bahan yang mudah terbakar dan saling berdekatan, upaya penanggulangan kebakaran harus lebih terintegrasi dan didukung oleh penguatan regulasi serta kerjasama yang lebih intens antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Upaya Penanggulangan Kebakaran

  1. Edukasi dan Sosialisasi kepada Masyarakat
    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (PB) telah melaksanakan berbagai program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan tanggap bencana dan sosialisasi di area permukiman padat. Program seperti Jakarta Siaga Kebakaran yang melibatkan warga untuk berpartisipasi dalam pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran ringan terbukti efektif. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo et al. (2021), 65% masyarakat yang mengikuti pelatihan ini melaporkan peningkatan pengetahuan mereka tentang prosedur pemadaman kebakaran.
  2. Penyediaan Fasilitas Pemadam Kebakaran
    Untuk mengurangi dampak kebakaran, pemerintah juga menyediakan fasilitas pemadam kebakaran seperti hydrant dan alat pemadam api ringan (APAR) di lokasi-lokasi rawan kebakaran. Program ini juga melibatkan masyarakat untuk secara aktif memeriksa dan menjaga kelayakan alat-alat tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, lebih dari 1000 titik hydrant telah dipasang di area permukiman padat pada tahun 2022.
  3. Penegakan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta
    Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Penanggulangan Kebakaran mengatur berbagai aspek terkait pencegahan kebakaran, seperti kewajiban setiap bangunan untuk memiliki sistem pemadam kebakaran yang memadai. Meskipun demikian, penegakan hukum terhadap bangunan yang tidak mematuhi aturan ini masih menjadi tantangan besar di lapangan. Penelitian oleh Sari et al. (2020) menunjukkan bahwa 40% bangunan di kawasan padat penduduk belum memenuhi standar keselamatan kebakaran.
  4. Penggunaan Teknologi dan Sistem Pemantauan Kebakaran
    Jakarta telah menerapkan teknologi dalam upaya pencegahan kebakaran, seperti sistem pemantauan kebakaran berbasis sensor dan alarm yang terhubung langsung ke pusat pemadam kebakaran. Sistem ini diharapkan dapat mempercepat respons terhadap kebakaran. Studi oleh Wahyuni (2022) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pemantauan kebakaran dapat mengurangi waktu tanggap kebakaran hingga 30%.

Tantangan dalam Penanggulangan Kebakaran

  1. Keterbatasan Akses dan Infrastruktur
    Salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan kebakaran di permukiman padat Jakarta adalah keterbatasan akses bagi kendaraan pemadam kebakaran. Di kawasan pemukiman yang padat, akses jalan yang sempit dan bangunan yang tidak teratur membuat mobil pemadam kebakaran sulit masuk. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam upaya pemadaman. Data dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta menyebutkan bahwa lebih dari 60% insiden kebakaran di Jakarta terjadi di kawasan yang sulit dijangkau oleh kendaraan pemadam.
  2. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan Masyarakat
    Meskipun upaya edukasi telah dilakukan, banyak warga di kawasan permukiman padat yang masih belum sepenuhnya sadar akan bahaya kebakaran dan cara-cara pencegahannya. Penelitian oleh Haris et al. (2021) menunjukkan bahwa hanya sekitar 50% warga di permukiman padat yang memahami penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan prosedur evakuasi dalam situasi kebakaran. Ini menunjukkan masih adanya gap dalam edukasi keselamatan kebakaran yang perlu dijembatani.
  3. Bangunan Tidak Sesuai dengan Standar Keamanan Kebakaran
    Banyak bangunan di kawasan padat yang tidak memenuhi standar keamanan kebakaran, baik dari segi desain maupun kelengkapan fasilitas pencegahan kebakaran. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Kebakaran Indonesia (2020), lebih dari 35% bangunan di kawasan permukiman padat di Jakarta tidak dilengkapi dengan jalur evakuasi yang memadai. Hal ini sangat berbahaya, terutama ketika terjadi kebakaran yang melibatkan banyak penghuni.
  4. Keterbatasan Anggaran dan Sumber Daya
    Penanggulangan kebakaran memerlukan anggaran yang besar, baik untuk penyediaan fasilitas pemadam kebakaran, pelatihan, maupun infrastruktur penunjang lainnya. Namun, alokasi anggaran pemerintah untuk sektor ini sering kali terbatas. Dalam sebuah laporan tahunan Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (2022), diketahui bahwa anggaran untuk program penanggulangan kebakaran hanya mencakup 70% dari total kebutuhan yang direncanakan. Akibatnya, banyak program pencegahan kebakaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Rekomendasi

Penanggulangan kebakaran di permukiman padat Jakarta menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, masalah seperti kurangnya kesadaran, infrastruktur yang terbatas, dan bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran masih menjadi kendala utama. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kebakaran.

Rekomendasi untuk mengatasi tantangan ini meliputi:

  1. Peningkatan Edukasi dan Kesadaran MasyarakatProgram sosialisasi kebakaran harus diperluas, dengan melibatkan sekolah, organisasi masyarakat, dan tokoh-tokoh lokal untuk memberikan pelatihan pencegahan kebakaran dan penggunaan alat pemadam.
  2. Penguatan Infrastruktur dan AksesibilitasPemerintah perlu memperbaiki akses jalan di kawasan padat penduduk untuk memudahkan mobil pemadam kebakaran masuk. Selain itu, penting untuk memperbaiki sistem jalan yang lebih teratur dan lebih aman.
  3. Peningkatan Pengawasan Terhadap BangunanPenegakan peraturan yang lebih ketat terkait pemenuhan standar keamanan kebakaran bagi setiap bangunan harus dilakukan secara konsisten. Pemerintah dapat menggandeng pihak swasta untuk menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran di kawasan permukiman.
  4. Peningkatan Alokasi AnggaranAlokasi anggaran yang lebih besar untuk program penanggulangan kebakaran, termasuk pengadaan peralatan dan peningkatan kapasitas pemadam kebakaran, perlu diprioritaskan.

Referensi

  • Prasetyo, E., & Haris, M. (2021). Evaluasi Program Pendidikan Kebakaran di Masyarakat Jakarta. Jurnal Penanggulangan Bencana, 12(2), 45-59.
  • Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. (2022). Laporan Tahunan Penanggulangan Kebakaran di Jakarta.
  • Sari, S., & Wahyuni, A. (2020). Tantangan dan Solusi dalam Penanggulangan Kebakaran di Permukiman Padat Penduduk. Jurnal Kebakaran dan Keamanan, 19(4), 33-48.
  • Haris, S., & Wibowo, R. (2021). Evaluasi Penggunaan Teknologi dalam Pemantauan Kebakaran di Jakarta. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, 15(3), 121-136.
  • Pusat Penelitian Kebakaran Indonesia (2020). Standar Keamanan Bangunan terhadap Resiko Kebakaran di Kawasan Padat Penduduk Jakarta.
  • Wahyuni, T. (2022). Pengaruh Akses Jalan Sempit Terhadap Kecepatan Penanggulangan Kebakaran di Jakarta. Jurnal Penanggulangan Bencana dan Infrastruktur, 8(1), 102-115.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun