Mohon tunggu...
Saiful Bahri. M.AP
Saiful Bahri. M.AP Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Masalah Sosial, Politik dan Kebijakan Publik

CPIS - Center for Public Interest Studies

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arah Baru Diplomasi Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina

21 November 2024   19:30 Diperbarui: 21 November 2024   19:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia secara konsisten menyatakan bahwa kemerdekaan Palestina adalah hak yang harus dihormati oleh dunia internasional. Komitmen ini pertama kali terwujud melalui dukungan Indonesia terhadap resolusi-resolusi yang mengutuk pembagian wilayah Palestina dan pendirian negara Israel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 Pada tahun 1948, Indonesia bahkan mengirimkan misi diplomatik pertama ke kawasan Timur Tengah untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Dukungan ini terus berlanjut dan tercermin dalam kebijakan luar negeri Indonesia yang tegas menentang penjajahan Israel atas wilayah Palestina, yang dimulai sejak kepemimpinan Presiden Soekarno.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak hanya terbatas pada pernyataan di forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi juga mencakup keterlibatan aktif dalam kebijakan global yang mendukung hak kemerdekaan Palestina. 

Pada 15 November 1988, Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina secara resmi dan membuka Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, yang memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung Palestina di panggung internasional. Seiring waktu, Indonesia tidak hanya mengutuk tindakan agresif Israel, tetapi juga mendorong pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Indonesia juga menunjukkan solidaritas langsung melalui pengiriman bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Pada masa Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, secara konsisten menegaskan posisi Indonesia yang mendukung Palestina dan mengutuk keras kekerasan Israel di Gaza. 

Dalam forum-forum internasional, Retno Marsudi kerap menyerukan penghentian blokade dan kekerasan terhadap warga Palestina, serta mendesak negara-negara dunia untuk mengambil langkah konkret dalam menegakkan hukum internasional yang mendukung hak-hak rakyat Palestina.

Kerja sama Indonesia dengan Palestina di bidang pendidikan juga menunjukkan komitmen nyata, termasuk penyediaan beasiswa bagi mahasiswa Palestina untuk melanjutkan studi di Indonesia. 

Langkah ini menjadi bukti kontribusi Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Palestina. Selain itu, Indonesia terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mendorong negara-negara anggota untuk bersatu dalam upaya mewujudkan kemerdekaan Palestina di tingkat global.

Diplomasi LN Indonesia di Awal Pemerintahan Prabowo

Di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tetap teguh mempertahankan komitmennya untuk mendukung kemerdekaan Palestina, meskipun tantangan internasional dan geopolitik semakin kompleks. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran strategis dalam upaya global untuk mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina. 

Presiden Prabowo menegaskan dalam pidato resmi setelah pelantikannya bahwa kemerdekaan Palestina adalah tujuan yang tidak bisa ditawar. Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung Palestina melalui jalur diplomatik dan kemanusiaan.

Langkah penting yang juga ditempuh Indonesia adalah keterlibatannya dalam forum-forum internasional. Salah satunya adalah partisipasi aktif Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam, di mana Indonesia mengusung isu Palestina sebagai agenda diplomatik utama. 

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Anis Matta secara tegas mengemukakan bahwa Indonesia mendukung perjuangan Palestina untuk kemerdekaan dan mengutuk keras tindakan Israel terhadap rakyat Palestina. 

Dalam pidatonya, Anis Matta menyerukan agar Israel diisolasi dari komunitas internasional, termasuk dicabut keanggotaannya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bentuk tekanan diplomatik atas agresinya terhadap Palestina.

 Ia menekankan bahwa tindakan Israel yang terus melanggar keputusan internasional, termasuk resolusi PBB dan Mahkamah Internasional, harus mendapatkan konsekuensi yang tegas.

Anis Matta juga mengajak negara-negara Arab dan Islam untuk menolak upaya normalisasi hubungan dengan Israel dan memperkuat solidaritas terhadap Palestina dengan meningkatkan bantuan kemanusiaan. Menurutnya, langkah konkret ini termasuk menyediakan bantuan langsung kepada warga Palestina di Gaza yang tengah menderita akibat kekerasan dan blokade yang dilakukan Israel.

Di bawah pemerintahan Prabowo, Indonesia juga berkomitmen memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara Timur Tengah yang memiliki pandangan serupa tentang Palestina, dengan tujuan mencari solusi damai yang adil.

 Indonesia terus mendorong resolusi-resolusi di forum internasional, termasuk di OKI, yang mendesak penghentian pendudukan Israel dan mendukung solusi dua negara yang berkelanjutan. Indonesia berkomitmen bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng di kawasan tersebut.

Kebijakan luar negeri Indonesia juga mencakup peningkatan bantuan kemanusiaan kepada Palestina, seperti pengiriman obat-obatan, pangan, dan peralatan medis, yang menjadi bukti nyata solidaritas Indonesia terhadap Palestina. Ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia dalam mendukung Palestina tidak hanya sebatas retorika, tetapi juga dilaksanakan dalam tindakan konkret yang berkelanjutan.

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo meneguhkan komitmennya untuk tetap menjadi negara yang konsisten dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina, baik di ranah diplomatik, kemanusiaan, maupun kerja sama internasional. Langkah-langkah yang diambil Indonesia memperlihatkan komitmennya untuk terus mendukung Palestina dalam mencapai kemerdekaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun