Masalah lain yang muncul adalah ketidakmerataan distribusi rumah subsidi di berbagai daerah. Sebagian besar rumah subsidi terfokus di daerah-daerah tertentu, terutama di kota-kota besar yang memiliki permintaan tinggi, sementara daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang justru masih sangat terbatas dalam akses terhadap perumahan yang terjangkau. Ini menciptakan ketimpangan dalam distribusi perumahan yang layak huni, di mana masyarakat di daerah terpencil sering kali harus menunggu lama untuk memperoleh rumah yang mereka butuhkan.
Secara keseluruhan, meskipun pemerintah telah berupaya untuk menyediakan rumah melalui berbagai program subsidi, kenaikan harga rumah, ketatnya persyaratan pembiayaan, rendahnya literasi keuangan, dan ketidakmerataan distribusi perumahan menjadi tantangan besar dalam mencapai target pembangunan 3 juta rumah. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan inklusif, termasuk reformasi dalam kebijakan perumahan yang memperhatikan daya beli masyarakat, kemudahan akses ke pembiayaan, serta distribusi perumahan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H