Mohon tunggu...
Saiful Bahri. M.AP
Saiful Bahri. M.AP Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Masalah Sosial, Politik dan Kebijakan Publik

CPIS - Center for Public Interest Studies

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peran Pemda dalam Pengambilan Keputusan Politik Anggaran DOB

19 November 2024   10:00 Diperbarui: 19 November 2024   10:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc: Berdikari Online 

Salah satu perubahan besar yang terjadi dalam sistem pemerintahan Indonesia pasca reformasi adalah pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB). Pembentukan DOB ini selain bertujuan untuk meratakan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah yang selama ini terpinggirkan, juga dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Di sisi lain, dengan adanya DOB terdapat tantangan dan peluang baru dalam perencanaan serta alokasi anggaran, karena daerah yang baru terbentuk sering kali menghadapi kesenjangan dalam hal sumber daya dan infrastruktur dibandingkan dengan daerah yang sudah lebih berkembang. Di sinilah peran aktif Pemerintah Daerah (Pemda) sangat penting, Pemda tidak saja berfungsi sebagai eksekutor kebijakan tetapi juga sebagai aktor penting dalam pengambilan keputusan politik anggaran yang berdampak langsung pada pembangunan daerah.

Meski demikian, proses pengambilan keputusan politik anggaran di DOB tidaklah sederhana, diantara penyebabnya :

  • Keterbatasan Anggaran

Sebagai daerah yang baru terbentuk dengan anggaran terbatas, DOB biasanya sangat bergantung pada DAK (Dana Alokasi Khusus) dari pemerintah pusat. Hal ini membuat daerah rentan terhadap keputusan politik yang ada di pusat, yang kadang kala tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah.

  • Keterbatasan Infrastruktur

Satu diantara tantangan terbesar yang dihadapi DOB adalah pembangunan infrastruktur dasar yang masih jauh tertinggal, seperti : jalan raya, jembatan, fasilitas kesehatan, dan sekolah-sekolah yang memadai., tetapi sering kali kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi ini terbentur oleh alokasi anggaran yang terbatas dan tidak merata.

  • Keterbatasan Sumber Daya Manusia

DOB sering kali juga mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas. Di sektor pendidikan, misalnya, banyak DOB yang kesulitan menyediakan tenaga pendidik yang terlatih dan berkualitas, sementara di sektor kesehatan, ketersediaan tenaga medis juga sangat terbatas.

Dengan segala keterbatasan-keterbatasan ini, keputusan politik anggaran di DOB sangat tergantung pada kebijakan pemerintah pusat dan kemampuan Pemda dalam merancang dan memperjuangkan anggaran yang dibutuhkan.

Peran Aktif Pemda dalam Mengarahkan Keputusan Politik Anggaran

Di tengah keterbatasan tersebut, Pemda memiliki peran yang sangat strategis dalam mengarahkan dan mempengaruhi keputusan politik anggaran. Tidak hanya sebagai penerima alokasi dana dari pemerintah pusat, Pemda yang proaktif dapat menciptakan perubahan nyata di daerah mereka dengan memainkan peran krusial dalam proses keputusan politik anggaran:

  • Advokasi Kebutuhan Daerah kepada Pemerintah Pusat

Pemda yang proaktif akan mampu mengidentifikasi kebutuhan daerah dengan lebih tajam dan menyampaikan prioritas pembangunan yang mendesak kepada pemerintah pusat. Dalam konteks DOB, advokasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa anggaran yang diterima sesuai dengan kondisi lapangan, seperti kebutuhan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. Kemampuan Pemda membangun komunikasi yang kuat dengan lembaga legislatif pusat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kepentingan daerah tidak terlupakan dalam pembuatan kebijakan anggaran.

  • Penyusunan Rencana Pembangunan Pembangunan

Pemda yang proaktif juga harus memiliki rencana pembangunan jangka menengah dan panjang yang jelas dan terukur. Rencana ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur dasar, tetapi juga mencakup pembangunan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya perencanaan yang matang, Pemda dapat menyusun proposal anggaran yang lebih rasional dan berbasis pada kebutuhan nyata, sehingga peluang untuk mendapatkan dukungan anggaran dari pemerintah pusat lebih besar.

  • Rencana Inovasi dalam Pengelolaan Anggaran Daerah

Pemda yang kreatif dapat mencari solusi alternatif untuk memperbesar potensi PAD (Pendapatan Asli Daerah), misalnya dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi lokal atau bekerja sama dengan sektor swasta dalam pembiayaan proyek-proyek pembangunan. Pemda juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran dan mengurangi pemborosan. Melalui inovasi ini, Pemda bisa memaksimalkan penggunaan dana yang ada, serta menciptakan multiplier effect yang positif bagi masyarakat.

  • Meningkatkan Kolaborasi dengan Stakeholders

Pemda juga dapat meningkatkan efektivitas anggaran dengan membangun kemitraan yang baik dengan sektor swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional. Kolaborasi ini memungkinkan adanya potensi tambahan sumber daya untuk pembangunan daerah, baik dalam bentuk dana, keahlian, maupun teknologi. Pemda yang mampu memfasilitasi kerja sama antara berbagai pihak dapat membuka peluang untuk lebih banyak program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam konteks DOB, keputusan politik anggaran menjadi semakin krusial. Keterbatasan sumber daya tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kebutuhan daerah, apalagi untuk memelihara ketimpangan pembangunan antar daerah. Oleh karena itu, keputusan politik anggaran harus didasarkan pada keadilan dan keseimbangan, dengan memberikan prioritas pada daerah-daerah yang membutuhkan. Pemda yang memiliki kapasitas untuk merancang kebijakan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan mengadvokasikan kepentingan daerah kepada pemerintah pusat, akan berperan besar dalam mengurangi ketimpangan tersebut.

Kesimpulan

Peran Pemda dalam pengambilan keputusan politik anggaran sangat penting untuk mewujudkan pembangunan daerah yang merata dan berkeadilan. Meskipun DOB menghadapi banyak tantangan, seperti keterbatasan anggaran dan infrastruktur, Pemda yang proaktif dan inovatif akan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pembentukan DOB seharusnya disertai dengan penguatan kapasitas Pemda dalam pengelolaan anggaran, agar daerah-daerah baru ini dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal. Keputusan politik anggaran yang tepat akan menjadi kunci bagi tercapainya pembangunan yang merata dan berkelanjutan di seluruh pelosok tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun