4. Infrastruktur dan Teknologi yang Belum Memadai
Meskipun teknologi telah memberikan kemudahan dalam pengelolaan dana desa, masih ada banyak desa yang belum memiliki infrastruktur teknologi yang memadai. Akses internet yang terbatas, fasilitas perangkat komputer yang minim, serta keterbatasan dalam pelatihan penggunaan aplikasi keuangan seperti Siskeudes, membuat pengelolaan dana desa menjadi terhambat. Ketergantungan pada sistem manual juga mempengaruhi efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran desa.
Beberapa desa bahkan masih mengandalkan catatan manual yang rawan terhadap kesalahan dan manipulasi data. Hal ini mempersulit proses pengawasan dan audit yang dapat meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana desa.
5. Korupsi dan Penyalahgunaan Dana
Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk menanggulangi korupsi dan penyalahgunaan dana desa, praktik tersebut tetap menjadi masalah besar. Dana desa yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat sering kali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Misalnya, ada kasus di mana dana desa digunakan untuk proyek yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau proyek yang anggarannya dibengkakkan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Ketiadaan sistem yang efektif untuk memantau penggunaan dana desa pada tingkat desa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyelewengan. Penyalahgunaan dana desa juga dapat terjadi karena lemahnya pengawasan dari pemerintah daerah atau masyarakat yang kurang partisipatif dalam mengawasi jalannya pembangunan desa.
6. Ketergantungan pada Dana Desa
Tantangan lain yang muncul adalah ketergantungan desa terhadap dana desa yang berasal dari pemerintah pusat. Banyak desa yang bergantung sepenuhnya pada dana desa untuk membiayai program-program pembangunan mereka. Padahal, idealnya, dana desa harus menjadi salah satu sumber pendapatan, bukan satu-satunya. Ketergantungan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pembangunan desa, di mana desa tidak mengembangkan potensi ekonominya sendiri secara maksimal.
Desa harus mulai mencari cara untuk mengurangi ketergantungan ini dengan menggali potensi sumber daya lokal, seperti mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), pertanian, atau wisata yang bisa menjadi sumber pendapatan asli desa. Namun, pengembangan ini memerlukan keterampilan manajerial dan modal yang sering kali tidak mudah diakses oleh desa-desa yang kurang berkembang.
7. Ketidaksesuaian Antara Program dan Realitas
Kadang-kadang, meskipun sudah ada perencanaan yang baik, pelaksanaan program pembangunan menggunakan dana desa tidak selalu sesuai dengan harapan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti ketidakmampuan desa dalam memenuhi tenggat waktu pelaksanaan proyek, atau perubahan kebutuhan masyarakat yang tidak terdeteksi dalam tahap perencanaan. Program yang dianggarkan bisa saja tidak memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat karena kurangnya koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat atau karena perubahan prioritas yang terjadi setelah dana diterima.