Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Delapan Tahun Silam Sebelum Tujuh Hari Kini Usai

7 Juni 2024   12:20 Diperbarui: 7 Juni 2024   12:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Delapan Tahun Silam Sebelum Tujuh Hari Kini Usai

 

 

 

Kopi itu telah berusia sewindu
Usia kopi yang menua menentukan sedapnya rasa
 

Waktu kadang berlari mundur
Menggamit hari-hari ini menoleh jauh kebelakang
Memaksanya berhenti menatap esok
Kiranya hari silam ada yang tertinggal langkah

Buliran kopi asli tentu beda dengan kopi tubruk
Kopi-kopian yang telah diseduh waktu
Usianya yang menua memaksanya kini berubah aroma
Kesedapannya sungguh tlah silap ditelan entah.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun