Seikat mawar segar, pernah
Kutanamkan dalam-dalam, di sanubari ini, dengan
Duri-duri tajamnya sekalian
Meski tanpa akar
Di setiap pagi menyingsing, seikat mawar ini
Kusapa dengan cinta, kutumpahkan
Segenap kasih yang kupunya, Sepenuh jiwa, berharap
Kan ada tunas tumbuh di sela ranumnya
Haripun terus berlari
Waktu dengan cepat berganti musim, namun masih saja
Tak kutemukan tunasmu tumbuh, malah ..
Daun hijaumu yang berguguran
Kelopak bungamupun mengering, dan
Batangmu hanya menyisakan duri-duri tajamnya
Pagi ini, seperti biasanya aku kembali menyapamu dengan tulus
Tak mengapa sayang, meski tanpa
Hijaunya tunas
Aku kan terus merawatmu dengan duri-duri tajamnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H