Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dulu, Engkau Minta Puisi

5 Maret 2023   10:40 Diperbarui: 5 Maret 2023   10:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada selembar kertas biru

Engkau menjawab begitu romantis

Dulu,

"aku minta puisi!"

Gemetar jemari ini

Di bawah pohon akasia sore

Berupaya,

Menyusun kata ..

Jemari ini beku,

Aku harus menulis apa

Bingung:

Tak ada huruf menitik maksud

 

"puisiku segenggam bunga", dan

Sudah kukirimkan padamu

Lewat rindu

Kemarin itu ketika senyum kita bertaut

...,

Dulu engkau minta puisi

Karenanya aku kalah

Kini, ketika aku menjadi puisi

Engkau inginnya: segenggam bunga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun