(1)
Seorang badut mengetuk kaca
Di dalam mata
Sebelah tangannya tengadah paksa
menghiba receh
(2)
Ada tatap yang luka
Di setiap perempatan henti
Siapa yang peduli
Ketika peluh tak lagi berupaya tumbuh
(3)
Ketika lampu menghijau
Sang badutpun bergegas menelisik penat Â
Menghitung receh
Lalu, siapa lagi yang peduli?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!