Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berhala

7 Januari 2023   22:39 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika waktu jatuh, 

(1)

Siang menyengat ubun-ubun

Langit hari membiru jernih, sementara

Mata matahari bersolek

Membelalak bumi manusia yang tampak lelah

(2)

Nun di satu kerumunan hari, orang-orang

Sibuk mengetik bayang

Mereka menyulap batu-batu menjadi dunia baru

Tak ada cermin matahari di sana

(3)

Sesekali mata matahari memerah, ia sengaja

Membelah birunya langit dengan pelangi, namun

Orang-orang terlanjur cinta mengetik bayang  

Mereka sibuk menyulap batu menjadi tuhan-tuhan baru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun