ketika waktu jatuh,Â
(1)
Siang menyengat ubun-ubun
Langit hari membiru jernih, sementara
Mata matahari bersolek
Membelalak bumi manusia yang tampak lelah
(2)
Nun di satu kerumunan hari, orang-orang
Sibuk mengetik bayang
Mereka menyulap batu-batu menjadi dunia baru
Tak ada cermin matahari di sana
(3)
Sesekali mata matahari memerah, ia sengaja
Membelah birunya langit dengan pelangi, namun
Orang-orang terlanjur cinta mengetik bayang Â
Mereka sibuk menyulap batu menjadi tuhan-tuhan baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H