Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Malam Jilid 2

19 Desember 2022   19:41 Diperbarui: 19 Desember 2022   20:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Tak terlintas bikin kopi berjilid-jilid

Bikin secangkir saja sudah berasa sesak

Dada seperti mau pecah mengeja rasa

Mungkin karna berlama mengaduk kata

(2)

Aku terbiasa menyeduh kopi sendirian

Kopi beraroma kata tanpa tanda baca

Bisa jadi kata nan menyapa terlalu pahit

Mungkin saja kopinya menjelma: puisi  

(3)

Sungguh aku tak perduli ini kopi apa

Yang penting aku menyeduh kata-kata

Kadang ingin sesekali tanpa kopi kata

Menikmati ruang sapa tanpa sesiapa   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun