Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bom

7 Desember 2022   19:08 Diperbarui: 7 Desember 2022   19:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Kota bandung masih terkantuk diselimuti kabut

Sebagian warga tengah bersiap meningkah hari

Namun polsek astanaanyar telah bergiat apel pagi

Jari waktu masih membeku menunjuk angka 08.20

(2)

Pagi betul-betul masih menggeliat dalam gigilnya

Seorang lelaki asing diam-diam menyeruak hening

Dia merangsek tiba-tiba diantara barisan petugas

Dimatanya tampak jelas kebencian yang membakar

(3)

Sejurus kemudian waktu seakan berhenti berdetak

Ledakan amarah nan membuncah lalu merobek pagi

Kota bandung yang semula terkantuk kini terkesiap

Kebencian nan entahlah kembali merenggut negeri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun