Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata BBM

5 September 2022   09:20 Diperbarui: 5 September 2022   09:37 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sekedar Secangkir harap buatmu  

(1)

Ketika itu, beberapa hari yang silam

Ketika teriknya matahari siang mulai tergelincir  

Ketika para wong cilik lagi berjibaku mencandai peluh

Wong cilik tiba-tiba disengat panasnya BBM

(2)

Mereka tak paham BBM berkaitan dengan pangan

Mereka juga tak paham BBM merupakan alat tunggangan

Mereka hanya paham hidup harus terus berjalan

Mengais nafas siang dan malam agar anak bisa sekolah

(3)

Upacara bendera baru saja usai mengingatkan ikrar

Ketika itu, tujuh puluh tujuh tahun silam

Pendiri negeri bersumpah atas nama tuhan yang maha esa

Bahwa, bumi dan air dan segala kekayaan di dalamnya adalah milik wong cilik dan rakyat seluruh negeri ..,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun