sekedar Secangkir harap buatmu Â
(1)
Ketika itu, beberapa hari yang silam
Ketika teriknya matahari siang mulai tergelincir Â
Ketika para wong cilik lagi berjibaku mencandai peluh
Wong cilik tiba-tiba disengat panasnya BBM
(2)
Mereka tak paham BBM berkaitan dengan pangan
Mereka juga tak paham BBM merupakan alat tunggangan
Mereka hanya paham hidup harus terus berjalan
Mengais nafas siang dan malam agar anak bisa sekolah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!