Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kabut dalam Saku

9 Agustus 2022   18:01 Diperbarui: 9 Agustus 2022   18:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika terpaku tatap

(1)

Ada tatap luka yang tertahan

Lalu menyelinap dalam keramaian waktu

Diam-diam kemudian pecah berserak memenuhi mata segala   

Membisu pada tanya yang lekat

(2)

Ada waktu yang terhenyak

Menyelinap diam-diam dalam kabut yang mati tak berarak

Memenuhi ruang langit beku

Menyisakan mendung nan entah

(3)

Ada sesuatu yang membatu

Pada saku-saku hitam bergelimang debu

Merupa kabut yang membayang dalam pergulatan nafsu-nafsu

Lalu mengalirlah luka dalam masa yang pecah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun