Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menangkap Sabar

22 Juli 2022   07:54 Diperbarui: 22 Juli 2022   07:57 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari baru saja telanjang

Pagi bergegas datang

Seperti biasanya aku selalu ingat padamu

Ritual rutin, kubuka dompet mencari sosokmu di sana

Kalau-kalau saja kamu sembunyi diam-diam

Nggak ada, hanya ada beberapa lipatan uang receh lusuh  

Kurasakan perjalanan sangat-sangatlah lambat sama seperti kemarin dan kemarin-kemarin dulu

Kutoleh jam tangan

Tiga puluh menit berlalu begitu cepat

Roda mobil kiranya baru beringsut lima kilometer saja

Di sebelah kemudi kulihat anak perempuanku yang kelas tiga es em pe dengan santainya senyum-senyum sendirian, tak ada kekhawatiran terlambat masuk kelas dimatanya

Dia begitu asyik bercengrama dengan handphonenya, padahal perjalanan ke sekolah masih sepuluh kilometer lagi

Pagi kian lari kencang bergegas rasanya

Namun aku belum berputus asa masih berupaya menemukan dimana sesungguhnya keberada'anmu

Penasaranku memuncak

Sementara di belakangku berbagai suara klakson kendara'an bersahu-sahutan berteriak kencang meminta kelonggaran jalanan

Ketika gas mobil mulai kuinjak perlahan

Tiba-tiba sebuah sepeda motor mendahului dan berhenti mendadak tepat di depanku, nyaris saja aku menabraknya

Spontan aku terkejut dan lalu mencoba tersenyum yang memaksa Rupanya, kamu yang selalu kucari-cari itu ternyata kutemukan membonceng di jok motor itu sambil memeluk erat waktuku yang tergesa.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun