Seekor kupu-kupu betina terbang sendirian dalam nafasnya yang penat
Pada kedua belah sayapnya yang basah dia menggenggam pahitnya waktu yang senantiasa memburu
Bekas guratan luka tampak menganga pada bagian dadanya yang membulat indah
Sesekali mulutnya yang mungil mendesah mesra merayu hari yang lalai Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!