(1)
Matahari membulat di halaman pagi yang tergenang
Angin yang semula bertiup kencangpun telah menjedah
Hujan deras semalam baru saja meredakan rintiknya
Hari yang baru menggeliat manja mencumbui langkahku Â
(2)
Sepasang tatap mata nan indah tiba-tiba saja menyergapku
Rambutnya yang panjang berurai menari dianak jemari indahnya   Â
Daster tipis bercorak kembang kuning membalut tubuhnya yang basah
Senyumnya yang nakal tak henti menangkapku pandang
(3)
Kemarin dan bahkan sejak lama rumah itu tak lagi berpenghuni
Kusadari jendela kayu yang bercat putih itu tak pernah terbuka biasanya
Namun ketika kesadaranku bangkit tatapku tak lagi menemukannya Â
Hanya matahari saja kutemukan membulat di halaman pagiku yang tergenang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H