Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Syurga Nan Terserak

25 Maret 2022   09:15 Diperbarui: 25 Maret 2022   09:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Dua orang anak kecil berkejaran topi di atas gerobak usang

Mulut gerobak itu tengah rehat sejenak di bawah tatap hangat matahari pagi

Masing-masing mereka mengunyah hari dengan senda tawa

Lalu lalang deru knalpot tergesa merupakan simfoni keceria'an mereka

(2)

Mataharipun perlahan menggamit mereka agar beringsut asa

Masih dipenuhi senda gurau dan candanya mereka tetap saja berbagi tawa    

Di tangannya masing-masing mereka meraut kardus dan botol bekas

Mereka masih saja berkejaran topi sambil mencandai teriknya matahari

(3)

Anak-anak memiliki syurganya sendiri diluar tera'an abjad kitab2 suci

Terlalu sederhana buat mereka mengetuk pintu tuhan untuk bahagia

Hanya dengan mengunyah hari dalam sebuah topipun  segera mereka temukan syurga

Syurganya para pemburu dunia yang kiranya keliru membaca abjad kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun