(1)Â
Selendang ungu itu berarak seperti setipis awan putih terlihatÂ
Ia seolah sembunyikan hasrat kerinduannya nan tinggi pada bibir senjaÂ
Kusadari tatapku tak mampu utuh menampungnya penuhÂ
Padahal aku paham sungguh kerinduan itu bertuju hanya untukkuÂ
(2)Â
Sepoi angin nakal seakan menyengaja goda diantara jemari lentikmuÂ
Ketika sapa perlahan yang kutujukan kau tangkap dalam sipu Â
Hangat senyummu tiba-tiba saja seakan mengalirkan dekapan inginÂ
 Aku paham sangat bukankah kita sudah setahun tak jumpa ..
(3)
Selendang ungu yang kau kenakan itu seakan menyiratkan tanya
Meski kemudian kau sadari bahwa hadirku hanya untukmu  Â
Sore kali ini tepat di idul fitri suci seakan berhenti digenggam hasrat
Ketika dua kerinduan insan berpagut di bibir senja nan ranum Â