Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Garis Cinta

3 Mei 2015   17:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Garis cinta itu merupa wujud segala

Ia terserak di atas kayu lapuk

Membentang diantara daun-daun kering

Mengalir bersama kesejukan air

(2)

Garis cinta melambai di ketinggian nyiur

Bertiup bersama hembusan angin

Berpadu sempurna dalam butiran pasir pantai

Ia membaur dalam jaring para nelayan

(3)

Garis cinta mewarnai gunung menjadi hijau

Mengukir lembah menjadi indah

Ia membuat guratan pelangi setelah hujan

Menjadikan ujung dunia sangat dekat

(4)

Garis cinta itu sukar dimengerti

Ia begitu saja menorehkan suka atau luka

Kadang ia menggoda anak lelaki

Lalu begitu saja berlalu meninggalkan tanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun