Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Badai

23 Februari 2014   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Berkayuh badai puisiku menepi

Gelombang sunyi tinggi mengintai

Lautan kataku tak ingin terbelah

Untuk sementara bidukku berlabuh

(2)

Debur inginku kubiarkan hanyut

Meski hasratku kuat membuih

Kali ini biarlah kuberjalan ditepian

Menatap lalu-lalangnya sampan

(3)

Butiran pantai memagut hangat

Rajut senyumku segera bersanding

Kubiarkan bidukku meliuk rapat

Suarku tersisa kucurahkan tumpah

(4)

Riak kata tak jua pergi beranjak

Lautan puisi masih enggan menjauh

Layar inginku kubiarkan terkembang

Padahal sunyi masih membadai

.

Menyelinap diantara badai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun