Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Politik

2 Juni 2014   05:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Calon presidenku hanya dua,

Dua-duanya pandai menarik simpati dengan olah diri yang berbeda

Calon presiden nomor urut dua sukanya blusukan di selokan

Sedangkan yang nomor urut satu lebih suka berkuda berkeliling kota

(2)

Kemarin sore di sebuah warung kopi sederhana,

Terjadi obrolan ringan pemilik warung dengan seorang pelanggannya

Kudengar mereka lebih suka presiden yang bersahaja

Artinya, mereka jatuh cinta pada calon presiden nomor urut dua

(3)

Hari ini disatu diskusi beberapa pemuda di kotaku,

Mengemuka keinginan memiliki seorang presiden yang tampak gagah

Dapat diduga tentunya,

Mereka condong memilih calon presiden nomor urut satu

(4)

Bagaimana denganku?

Aku tak suka bersilat lidah denganmu untuk menentukan presidenku

Biarkan aku bebas memilih pilihanku sendiri

Inginku sih memilih calon presiden dengan nomor urut tiga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun