Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kopi

4 Agustus 2014   05:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:29 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi/Kompasiana (kompas.com/shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Kopi/Kompasiana (kompas.com/shutterstock)"][/caption]

(1)

Pada barisan giginya yang hitam bersemayam candu

Candu cinta yang tak butuh dekap sayang

Kehangatan yang menemaniku adalah miliknya yang kau curi

Tapi dia tak pernah merasa kehilangan romantisme

(2)

Berteman dengannya tak butuh syarat

Dia akan secepatnya menghampiri dan memelukku hangat

Padahal aku belumlah sempat tersenyum

Kopi adalah teman yang baik

(3) Sering kali ketika malam telah jauh menikam sunyi,

Kopi hadir menghadirkan canda

Terus terang, kadang aku tak butuh hadirmu kala sunyi menyergap

Jika candu asmara kopi telah memelukku hangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun