Peringatan HUT Kemerdekaan RI yang 75 pada tanggal 17 Agustus 2020 memang sudah selesai. Namun ceritanya masih terus ada hingga kini. Salah satunya adalah cerita Presiden RI, Ir. Joko Widodo yang mengenakan Pakaian Adat Timor Tengah Selatan (TTS) dalam pengibaran bendera memperingati hari kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Hampir semua media massa baik nasional maupun media lokal NTT menjadikan moment ini sebagai headline di medianya masing-masing. Tidak hanya di media massa, di laman media sosial pun demikian.Â
Ada ratusan komentar bahkan ribuan komentar yang tersaji lengkap di laman Facebook dan Ig. Rata-rata memberikan pujian atas sikap pemimpin asal Solo itu. Iya, Ada perasaan kaget bahkan tidak percaya dengan kejadian yang boleh jadi hanya terjadi seumur hidup masyarakat Indonesia termasuk masyarakat NTT sendiri yang selama ini memang selalu luput dari perhatian publik itu.Â
Bagaimana tidak, sebelum mengenakan pakaian khas TTS itu, Presiden Joko Widodo sudah terlebih dahulu mengenakan pakaian adat Sabu Raijua di acara Pidato Tahunan MPR RI Tahun 2020 di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (14/8/2020)lalu.Â
Bagaimana mungkin seorang Presiden yang memimpin negeri dengan jumlah penduduk 238.518.000 jiwa (data BPS 2015) dan mungkin akan meningkat 271.066.000 jiwa pada tahun 2020 ini bisa mengenakan pakaian yang berasal dari satu Provinsi dalam rentang waktu 3 hari? Apa pesan yang mau disampaikan  Presiden Jokowi saat mengenakan pakaian adat dari NTT itu?
Kain Motif Kaif Berantai Nunkolo
Sebelum melangkah lebih jauh soal pesan sang Presiden, alangkah lebih baik kita mencoba mengulas sedikit soal pakaian yang dikenakan oleh beliau saat peringatan HUT RI 75. Presiden Joko Widodo diketahui mengenakan Kain motif Kaif berantai Nunkolo Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT).Â
Nunkolo sendiri dari literatur yang ditelusuri penulis hanya kecamatan kecil di TTS. Tidak ada data lebih lanjut soal jumlah penduduk dan lain sebagainya . Berita soal kecamatan ini pun jarang penulis temukan. Tidak ada rekam jejak digital yang ditinggalkan, selain pemberitaan soal pakaian adat yang dipakai Presiden.Â
Walaupun sepi data namun hal itu tidak mengubah image kecamatan Nunkolo sebagai daerah yang memiliki motif kain adat yang indah sehingga membuat seorang Presiden akhirnya memilih pakaian itu sebagai pakaian kebesarannnya dalam merayakan HUT RI.Â
Motif kain Nunkolo yang dikenakan Presiden sendiri memang  sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah  yang berarti sumber air dan bagian pinggir bergerigi melambangkan wilayah yg berbukit dan berkelok-kelol. Â