Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dekuwatu, Surga Lain di Sumba Barat Daya

14 April 2018   22:44 Diperbarui: 15 April 2018   22:16 3258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi di ujung sana, kumpulan anak negeri ini dengan giatnya memetik padi yang sudah ranum untuk dibawah ke tenda untuk kemudian dibawah pulang guna memenuhi kebutuhan harian mereka, walaupun harus diakui bahwa mentari siang itu cukup panas menyengat tetapi sekali lagi ini soal hidup dan akan terus begitu.

Dan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 10 menit melewati pematang berukuran kecil itupun harus berakhir dengan euforia anak-anak kecil maupun dewasa yang larut dalam kebahagian saat menikmati sejuknya air dekuwatu dibawah rindangnya pohon langira (pohon kuning) yang berdiri kokoh diantara aliran air yang bertangga membuatnya layak menjadi salah satu destinasi yang amat cocok bagi para pelancong. 

Apalagi di dekuwatu para  pengunjung pun bebas mengeksplore setiap jengkal dekuwatu yang dahulunya hanya digunakan sebagai tempat memancing ikan bagi masyarakat setempat. Bukan hanya sekedar mandi, tetapi para pengunjung pun bisa berselfie ria bersama orang-orang yang mereka cintai.

Dapat Dijadikan Pemasukan Bagi Desa

Dengan semakin terkenalnya dekuwatu yang kini mulai marak dikunjungi membuat pihak desa pun didorong untuk bisa mengemas potensi dekuwatu menjadi objek wisata desa demi membantu peningkatan pendapatan asli desa melalui bumdes sebagaimana yang disampaikan Sekretaris Dinas PMD, Lodowaik L. Raya dalam sharing singkat bersama mantan kepala desa, Yulius Bulu Tanggela dan Kepala Desa,Yohanis Bulu. 

Menurutnya dengan potensi yang dimiliki tentunya mendatangkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat maupun desa sendiri dengan mengharuskan pihak desa mulai mengemas dan menata lokasi dekuwatu menjadi lebih baik dan bagus.

"Saya pikir ini tinggal di penataan saja tinggal pak kades bisa kondisikan penataan lebih baik lagi dengan bangun lopo ataupun buat jalan di pematang sawah dengan menggunakan dana desa. Selain itu coba juga lakukan pembersihan di lokasi dan dorong untuk jadikan dekuwatu sebagai agro wisata manfaatkan lahan sawah yang ada dengan buat kebun jagung supaya bisa berdayakan masyarakat yang ada,"katanya.

Dorongan yang sama pun disampaikan oleh Kabag Humas SBD, Rofinus Kaleka yang memandang tempat rekreasi tersebut memang layak untuk mulai dikelola oleh desa mengingat keberadaan dekuwatu yang strategis dan berada dekat waikelo sawah yang pastinya menyeret para pecinta traveling untuk hadir di dekuwatu apalagi dengan jumlah kunjungan yang membludak hari ini harus menjadi entri point tersendiri bagi desa.

Menjawab masukan yang demikian, kepala desa Tematana, Yohanis Bulu secara tegas menyampaikan bahwa pihaknya memang telah membahas soal ini dengan beberapa pihak terkait dalam desa yang intinya akan menjadikan dekuwatu sebagai sebuah tempat rekreasi yang pengelolaannya dilakukan secara langsung oleh desa melalui bumdes. 

Hal ini ungkapnya karena di bumdes pihaknya telah melakukan penyertaan dana desa senilai 70an juta yang hingga kini belum terpakai. "Untuk dana desa saya pikir belum bisa kita lakukan tahun ini karena perencanaannya dekuwatu belum masuk kesana. Soalnya tempat ini awalnya hanya kami jadikan tempat mancing biasa dan tidak pernah menyangka bahwa tempat ini kemudian menjadi viral seperti ini,"katanya lagi.

Dan cerita dekuwatu yang menarik dan terbilang baru harusnya menjadi sebuah cerita bersama bahwa pariwisata bukan hanya milik pemerintah kabupaten saja tetapi lebih daripada itu harus pula menjadi milik masyarakat dan berdaya guna bagi masyarakat dalam upayanya mencapai kesejahteraan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun