Bagaimana tidak, anak-anak zaman now lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah mengikuti kbm fomal yang membuat mereka kadang merasa bosan dengan keseriusan yang ada sehingga tidak heran jika banyak pelajaran yang tidak terserap baik di kepala mereka. Imbaspun jelas, nilai merosot dan lain sebagainya.Â
Iya butuh pendampingan dengan pendekatan yang lebih humanis tanpa menempatkan mereka sebagai objek semata tetapi  harus mulai menempatkan mereka sebagai subjek pendidikan itu sendiri. Dan inilah yang sedang dan akan terus dilakukan oleh para penggiat literasi yang tergabung dalam wadah ini.Â
Perbedaan latar belakang keilmuaan yang dimiliki kini bukan lagi penghalang namun sudah menjadi kekayaan tersendiri untuk melengkapi diri menjadi "guru dadakan" bagi anak murid mereka. Bahkan, konsep pembelajaran dengan model belajar sambil bermain ataupun belajar dari alam pun dipraktikkan dengan baik di taman baca mereka yang membuat banyak anak tertarik bergabung dan belajar di taman baca tersebut. Luar biasa?Â
Bisa iya bisa tidak, yang pasti kini sudah ada secuil harapan bagi NTT dengan keberadaan komunitas yang berawal dari gerakan kecil ini bahwa komunitas BBNTT telah memberikan angin segar bagi para pendidik bahwa mereka tidak sendiri lagi. Masih ada orang muda lainnya yang juga sedang berjuang menyadarkan para petinggi negeri ini bahwa pendidikan itu bukanlah sektor yang hanya sekedar lewat tetapi punya nilai tinggi bagi hidup seorang manusia.Â
Ingat hanya dunia pendidikan sajalah yang tidak punya batas waktu, dia akan terus ada sepanjang hidup manusia. Sehingga wajar jika dunia pendidikan harus menjadi prioritas utama pembangunan di suatu daerah dan bukan kemudian menjadi lahan mengais rejeki karena "lahannya yang basah" sebagaimana yang kita saksikan selama ini. Tidak perlu lagi malu, untuk katakan bahwa kita sedang salah daripada kita kemudian mengakuinya saat mata tidak lagi berkedip dan jantung berhenti berdetak.
Mari belajar dari Gerakan BBNTT...
Salam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H