Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Koalisi Berbeda, Signifikankah Suara Buat Sang Calon Bupati dan Gubernur Di NTT?

11 Maret 2018   14:23 Diperbarui: 11 Maret 2018   14:51 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak heran jika ada kader yang belakangan ini secara sembunyi-sembunyi bahkan secara terang-terangan menolak bekerja bagi figure calon di pilbup tetapi mau bekerja bagi calonnya di tingkat provinsi, ataupun sebaliknya menolak bekerja di pilgub namun akan bekerja total di pilbup. 

Pekerjaan yang cukup melelahkan memang, bagi partai-partai tersebut yang tidak memiliki korelasi langsung ke daerah seperti, PDIP, Demokrat, PKS, Hanura dan berbagai partai lainnya. Namun itulah yang terjadi kini. Kader partai di daerah mau tidak mau dituntut harus menyesuaikan dirinya dengan kondisi ini dan menerimanya sebagai sebuah perintah partai yang wajib dilaksanakan jika tidak ingin 'ditendang' dari partainya.

Iya semuanya demi kepentingan yang lebih besar dari hanya sekedar berkoalisi ataupun berteman. Ini soal kepentingan politik yang tidak semua orang fasih menerjemahkan dalam kata dan perbuatan. Segala konsekuensi sepeti paparan di atas, hemat penulis sudah pasti masuk hitungan atau pun sudah dicari jalan keluar terbaiknya oleh partai-partai yang ada untuk menekan anjloknya suara calon usungannya akibat perbedaan koalisi kabupaten dan provinsi ini.

Jika tidak maka jangan harap kepentingan partai untuk melihat calon melenggang di kursi nomor 1 kabupaten dan provinsi dapat terwujud, karena untuk meraih kemenangan partailah penentunya.

Salam... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun