"Fatimah, Ayo ke Masjid. Nanti kita masbuk" panggil bunda.
"Tunggu bund. Sajadah Fatimah hilang, dimana ya bund" kata Fatimah
"kita barengan aja Fat, keburu nih" kata Kakak Dita
"baik" jawab Fatimah
"Saat menjelang Maghrib begini, jalanan desa terlihat ramai seperti pasukan putih-putih yang banyak sekali bergegas menuju masjid ya bund. Aku jadi ikut bersemangat" Kak Dila bercerita kepada Bundanya.
"aku juga Bund, aku suka ke masjid" Fatimah berseru
Bunda tersenyum "Alhamdulillah, Bunda Punya Anak-anak yang cantik dan Sholekhah"
Allahu akbar.. Allahu Akbar... suara iqomat terdengar dari speaker masjid
"Ayoo bund.. Fatimah dan Kak Dila berlarian menuju Masjid"
Dalam Masjid para jamaah sudah barbaris rapat dan rapi saat Imam Masjid mengucapkan "Istawu fii Shoff.. Assholatu Jamiah"
Rakaat pertama Imam Masjid membaca Quran Surat Al Buruj, Rakaat kedua Imam Masjid membaca Surat Al Fajr dan pada Rakaat terakhir Imam membaca Quran Surat Lail.
Kedua kakak-adik itu terlihat syahdu mendengarkan bacaan surat-surat Imam Masjid yang suaranya begitu merdu seperti Syaik Misyari Rasyid
Selesai sholat maghrib, mereka tidak beranjak pulang tapi melanjutkan Dzikir, baca doa dan melanjutkan mengaji tartili bersama Ustadz Imam Riyadi. Kak Dila telah sampai di Tartili Jilid 5 sebentar lagi akan diwisuda. Fatimah baru selesai jilid 2
"Fatimah Kenapa sedih?" tanya Kak Dila.
"tadi Fatimah dimarahin sama ustadz kak. Ustadz Imam galak banget. Aku ga mau lagi mengaji disini" ungkap Fatimah
"perasaan Ustadz Imam baik, kak Dila belum pernah dimarahi sama ustadz Imam Dek" jawab kak Dila
 "itu Karna Kak Dila Pinter Ngajinya. Fatimah susah Kak"
"Ah.. Masa Sih Dek"
Allahu Akbar.. Allahu Akbar... Adzah Isya mulai berkumandang, para santri TPA Masjid Al Huda selesai mengaji dan bergegas persiapan Sholat Isya.
Fatimah terlihat tidak khusu' sholatnya buat mainan sambil menggerakkan badanya kedepan dan kebelakang sampai terjatuh. Kak Dila mengingatkan Fatimah agar memperhatikan Sholatnya
"Fatimah! Yang bernar dong Sholatnya"
Sesampai dirumah. Bunda bertanya kepada Fatimah "Fatimah kenapa Sholatnya buat mainan?"
"Habisnya bund, ustadz Imam tadi marahin Fatimah" Jawab Fatimah
"Benarkah?" Bunda menegaskan kembali
"Pokoknya Fatimah g mau ngaji lagi sama ustadz Imam Bund. Ngajinya sama Ayah aja"
"Anak Bunda yang cantik lagi Marah ya? Ayah kan Pulangnya Malam karna kerja shift Siang. Fatimah kalo ngaji sama Ayah habis Isya. Habis Isya Fatimah Istirahat"
"Tapi Bund. Ustadz Imam Galak" jawab Fatimah
"Karna Fatimah tadi mainan dan Ngobrol pas ngaji Bund, Ustadz Imam mengingatkan Fatimah biar g brisik" Kata Kak Dila.
"Benarkah Itu Fatimah?" tanya Bunda
"Fatimah ditanyain sama Husna yang lupa huruf "KHO" jadi Fatimah jawab"
"Oke! Jadi Fatimah g bermaksud buat ngobrol dan mainan begitu?" Tanya Bunda
"Besok kita kerumah Ustadz Imam ya Buat Meluruskan, Biar Fatimah juga g dosa terus karna marah dan g mau ngaji lagi sama Ustadz Imam" Lanjut Bunda
 "Aku engga mau Bund?" jawab Fatimah yang masi Marah
"Kalo Fatimah marah terus rugi sendiri lho, udah dosa dan g dapet pahala. Bunda juga g akan kasih hadiah kerudung pink kesukaan Fatimah. Kasian amat hihihi" ejek kak Dila Â
Bunda mengajak kedua putrinya untuk bersiap istirahat dan tidur lebih awal agar besok bisa bangun lebih pagi dan bisa sholat subuh tepat waktu.
"Kring..kring..kring" bunyi telpon Rumah berdering. Kak Dila mengangkatnya
"Assalamualaikum.. Halo! Ini anak Ayah yang shoeh dan yang paling berani. Bunda Mana?"
Kak Dila berlari memanggil Bundanya yang memasak didapur "Ayah Telpon Bund"
"Assalamualaikum.. Anak-anak bagaimana Bund? Tadi Dila bercerita kalo Fatimah g mau mengaji lagi?" tanya Ayah
"Hihi.. InsyaAllah ngga papa Yah! Fatimah lagi sensitif diingetkan sama Ustadz Imam. Ayah Pulang kapan?"
"Alhamdulillah. InsyaAllah Ayah Pulang Jam 12.00 siang Minggu Ini. titip Anak-anak ya Bund. Bilang Ke Fatimah kalo Ustadz Imam itu teman baik Ayah Assalamualaikum"
"Baik. Kami tunggu. Ayah hati-hati. Wa'alaikumsalam"
Bunda mengajak kedua putrinya untuk sarapan bersama. Kali Ini Bunda Masak Omelet telur sama sup bayam kesukaan anak-anaknya. Setelah Sarapan Bunda memberi Nasihat Kepada Fatimah dan mengajaknya bersilaturahim ke Ustadz Imam untuk mengklarifikasi.
 "Ustadz Tidak marah kepada Fatimah, semalam ustadz mengingatkan Fatimah. Ustadz minta maaf kalo menyinggung Fatimah" Ustadz Imam tersenyum kepada Fatimah
"Fatimah. Ingat pesan Bunda Semalam sayang"
Fatimah hanya terdiam menunduk
"Anak Bunda yang shalikhah dan cantik sekali ini tidak boleh marah-marah terus dong. Ustadz kan udah minta Maaf"
"Ustadz Imam, Fatimah minta maaf yah. Fatimah juga salah udah ngobrol. Tapi Fatimah ngga ngobrol. Husna lupa Hurufnya jadi Fatimah membantu Husna"
"Subhanallah! Fatimah anak yang hebat. Fatimah mau memaafkan ustadz kan?" Tanya Ustadz Imam.
"Iya Ustadz. Fatimah akan selalu ingat pesan Bunda untuk tidak mudah marah dan mudah memaafkan agar disayang Allah"
"Fatimah kan mau disayang sama Allah disayang Bunda, disayang Ayah, disayang teman-teman, disayang semuanya" Kak Dila menambahi
"Ternyata Ustadz Imam Juga sayang Fatimah dan Kak Dila juga. Ini hadiah dari ustadz Imam buat anak-anak bunda yang sudah hebat, rajin mengaji, rajin menabung dan baik"
Fatimah dan Kak Dila membuka Hadiah dari Ustadz Imam yang berisi Sajadah yang cantik. Mereka terlihat sumringah dan berterimakasih kepada Ustadz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H