Mohon tunggu...
Umi Salamah
Umi Salamah Mohon Tunggu... Guru - Rafaeyza n Syafiqa Mom

Dunia begitu indah dan penuh warna. Manusia dilengkapi indera untuk mengalami, merasakan, dan mempelajarinya. Saya suka menjajal semua keanekaragaman yang luar biasa itu _RA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Domba untuk Nenek Saroh

20 September 2017   12:52 Diperbarui: 20 September 2017   13:09 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"hehe.. Abi pilih domba terbaik kita yang paling besar untuk idul qurban besok. Seperti dalam Surat Al Kausar ayat 1-2. Allah sudah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita semua. maka dengan cara beribadah, melaksanakan sholat dan berqurban sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah. InsyaAllah kita akan dapat pengganti yang lebih baik dari Allah".

"besok kalian menjenguk Nenek Saroh ya sepulang Sekolah. Tadi sore Nenek Saroh jatuh sewaktu memetik daun singkong" Umi nemambahi.

"Innalillahi. Iya Mi" jawab Khan dan Kakaknya sambil mengangguk

Sepulang sekolah kedua kakak-adik itu menjenguk Nenek Saroh.

"Assalamualaikum. Bagaimana keadaan Nenek? Khan sama Kak Alfa bawa bubur buatan Umi untuk nenek"

"Nenek Sedih Nduk, sepertinya tahun ini nenek Gagal berqurban. Uang Nenek yang terkumpul masih kurang untuk membeli Kambing. Nenek ingin sekali bisa berqurban taun ini. sekarang nenek malah sakit nenek jadi tidak bisa berjualan dipasar"

......

"Umi. Kasihan Nenek Saroh. Nenek Saroh sendirian. Mau berqurban tapi ga jadi Mi. Nenek Saroh uangnya kurang banyak buat beli kambing sekarang malah sakit" Kata khan.

Setelah berfikir panjang dan membulatkan tekad. Khan memberanikan diri berbicara kepada Abi dan Uminya.

"Abi. Umi. Khan kasian sama Nenek Saroh. Domba Khan untuk qurban Nenek Saroh aja ya"

Abi. Umi dan Kak Alfa terdiam sejenak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun